Kamis 27 Oct 2016 13:13 WIB

Ini Alasan Anies Ziarah ke Makam Jenderal Sudirman

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Bilal Ramadhan
Calon Gubernur Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat peluncuran logo kampanye Salam Bersama di Jakarta, Kamis (20/10).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Calon Gubernur Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat peluncuran logo kampanye Salam Bersama di Jakarta, Kamis (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Menjelang masa kampanye Pilgub DKI Jakarta 2017, Calon Gubernur nomor urut tiga, Anies Baswedan berziarah ke Makam Jenderal di Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta, Kamis (27/10). Kedatangan Anies ke makam pahlawan nasional itu bukan tanpa alasan, melainkan karena keluarganya memiliki kedekatan dengan keluarga Jenderal Sudirman.

“Dulu nenek saya dekat dengan Bu Alfiah (istri Jenderal Sudirman). Waktu kecil, saya berkali-kali antar nenek berkunjung ke rumah Bu Alfiah. Ini merupakan bentuk penghormatan dari saya pada Jenderal Sudirman,” katanya usai berziarah di Makam Pahlawan Kusumanegara.

Kedekatan ini pula yang membuat Anies banyak terinspirasi dari sosok panglima besar NKRI itu. Menurut Anies, Jenderal Sudirman adalah salah satu tokoh pemimpin bangsa yang seharusnya menjadi panutan.

Pasalnya sang jenderal berhasil menerapkan pola kepemimpinan yang santun namun tegas dalam meraih kemerdekaan di Tanah Air. Dari Jenderal Sudirman, para pemimpin bangsa bisa memetik pelajaran bahwa sikap tegas dalam memimpin tidak identik dengan mengumbar kemarahan dan emosional. Apalagi mengucapkan kata-kata kasar.

Di sisi lain, Jenderal Sudirman juga merupakan sosok pendidik yang berhasil terjun ke dunia militer dan memimpin pasukan besar. Sang jenderal mampu mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus menggelorakan perjuangan kemerdekaan.

“Pemimpin-pemimpin politik harus menempatkan dirinya sebagai pendidik. Mendidik tak cukup hanya dengan memberikan ilmu di kelas, tetapi dalam konteks kepentingan republik, mendidik berarti mencerdaskan kehidupan bangsa melalui berbagai cara,” ujar Anies.

Sebab menurutnya, politik termasuk dalam salah satu ikhtiar untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia. Sejarah perjalanan Jenderal Sudirman dalam membela Tanah Air, jelas Anies, juga tak luput dari latar belakangnya sebagai seorang pendidik.

Seperti diketahui, sebelum bergabung dengan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) pada tahun 1944, Jenderal Sudirman adalah seorang guru HIS di Cilacap. Anies juga mengemukakan bahwa Jenderal Sudirman merupakan sosok yang sangat religius.

Namun pengabdiannya pada agama tidak membuat ia tampak sebagai orang yang kasar. Ia justeru tampil di masyarakat sebagai manusia yang bersahabat. “Religius itu bukan berarti harus mengancam orang lain. Tapi religius itu justeru bisa sangat bersahabat seperti Jenderal Sudirman,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement