Kamis 27 Oct 2016 12:56 WIB

Amnesti Pajak dan Pertumbuhan Kelas Pengusaha di Indonesia

Red: M Akbar
William Henley
Foto:

Terkait ini saya sangat sependapat dengan pernyataan Ciputra yang mengatakan bahwa amnesti pajak terjadi karena bangsa kita kekurangan jumlah pengusaha. ''Jika Indonesia memiliki banyak pengusaha, maka tidak perlu amnesti pajak karena pengusaha berkontribusi besar dalam pembayaran pajak.''

Pak Ci menggarisbawahi bahwa saat ini, ekonomi kita masih dikuasai oleh orang asing. ''Saya sejak 10 tahun yang lalu sudah teriak untuk menambah jumlah pengusaha.'' Menurut beliau, jumlah pengusaha di Indonesia hanya 1,5 persen. Padahal di Singapura dan Amerika Serikat, jumlah pengusaha sebanyak 7 persen.

Tantangannya kemudian tentu saja bagaimana kita. Dalam hal ini pemerintah dan pihak terkait, dapat menumbuhkan sebanyak mungkin pengusaha hingga titik ideal bisa tercapai. Sehingga dengan begitu, masih mengutip Ciputra, akan lahir kelompok masyarakat yang bisa mengubah sampah menjadi emas. Kelompok ini, dalam pandangan saya, hingga saat ini masih kurang dan perlu terus ditumbuhkembangkan.

Salah satu jalan yang bisa dilakukan adalah dengan memberi peluang kepada para pengusaha untuk bisa menjalankan usahanya. Termasuk memberi peluang untuk mengelola industri yang sedang booming atau menjadi prioritas pemerintah.

Dengan melihat table di atas, maka paling tidak 6 sektor industri prioritas itu bisa dijadikan media untuk 'mengkultur' lahirnya pengusaha baru yang akan bermanfaat bagi Indonesia di masa depan.

Itu sebabnya, langkah kemeperin memberi kesempatan kepada  pengusaha muda untuk mengelola industri prioritas perlu diapresiasi. Dengan penggunaan indikator GCG (good corporate governance) yang taat azas niscaya peluang ini bisa menjadi jalan bagi pengusaha baru untuk muncul, selain tentu saja pemerintah bisa menyeleksi pengusaha mana saja yang sebenarnya unggul dan bisa diandalkan.

Seperti diketahui, saat menjadi pembicara di dalam acara Pendidikan dan Pelatihan Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Diklatnas Hipmi) Angkatan IV di Lemhannas, Jakarta, Senin (10/10), Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengajak para pengusaha muda untuk mengelola industri prioritas yang terdiri atas sektor pangan, farmasi, kosmetik, tekstil, transportasi, elektronika, dan industri kreatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement