Kamis 27 Oct 2016 09:07 WIB

Menristekdikti: Suasana Pemilihan Rektor Seperti Pilkada

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menandatangani prasasti didampingi Gubernur Jabar Ahmad Heriyawan dan Rektor ITB Prof Kadarsah Suryadi pada peresmian gedung Japan International Corporation and Agency (JICA)
Foto: foto : Mahmud Muhyidin
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menandatangani prasasti didampingi Gubernur Jabar Ahmad Heriyawan dan Rektor ITB Prof Kadarsah Suryadi pada peresmian gedung Japan International Corporation and Agency (JICA)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Muhammad Nasir menilai, pemilihan Rektor saat ini suasananya seperti Pemilu Kepala Daerah (Pilkada). Nasir berkata “Sekarang suasananya seperti Pilkada, ada pembentukan tim sukses dan seterusnya.” Saat acara konferensi pers di gedung kementerian Ristekdikti, Rabu (26/10).

Ia menilai, permasalahan-permasalahan yang terjadi saat pemilihan Rektor dimulai saat proses penyaringan calon berlangsung. Tim Sukses Calon Rektor dinilai menjadi biang masalahnya, ada yang mengaku dekat dengan menteri dan menjamin kemenangan calon Rektor.

Selain masalah tim sukses para calon Rektor, banyak universitas yang melaksanakan pemilihan Rektor juga ternyata tidak mengikuti prosedur pemilihan yang telah ditetapkan. “Tidak ikut prosedur atau mengikuti tapi timbul masalah baru.” Ungkapnnya.

Ia juga menyinggung tentang pemilihan Majelis Wali Amanat untuk PTN berbentuk Badan Hukum. Ia menilai ada praltik kecurangan saat pemilihan yang seharusnya one man one vote, tapi dalam realisasi ternyata ada yang memiliki hak suara lebih dari satu.

Permasalahan tidak hanya datang dari ketidaktaatan penyelenggaraan pemilihan Rektor, tapi juga dari anggota senat yang diada-adakan. “Kepala unit dijadikan senat. Contohnya, kepala perpustakaan, ini nggak bener.” Katanya.

Nasir menegaskan tak ingin lagi ajang pemilihan Rektor universitas seperti pemilihan Kepala Daerah. Ia tidak segan-segan melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk ikut terlibat dalam pelaksanaan pemilihan. “ini supaya pemilihan Rektor benar-benar clear and clean.” katanya lagi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement