REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat kasus demam berdarah dengue di daerah ini sepanjang 2016 sekitar 1.700 kejadian, meningkat dibanding 2015 yang sekitar 1450 kejadian.
"Peningkatan kasus demam berdarah di Bantul dipengaruhi beberapa faktor di antaranya karena terkait dengan alam seperti ini atau cuaca dengan hujan terus menerus," kata Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Maya Sintowati Panji di Bantul, Rabu (26/10).
Menurut dia, meski mengalami peningkatan jumlah kasus penderita penyakit akibat gigitan nyamuk aydes aygepti tersebut, namun tingkat kematian di 2016 turun dibanding dengan angka kematian penderita akibat penyakit demam berdarah pada tahun lalu.
Dari data kasus demam berdarah dengue sepanjang 2016 sejak Januari hingga Oktober ini menyebabkan penderita meninggal empat orang. Sedangkan angka kematian penderita demam berdarah pada 2015 mencapai 13 orang dari total penderita.
"Buktinya dari sebanyak 1.700 penderita itu hampir semua bisa terantisipasi, artinya hampir semua penderita bisa kembali sehat, meskipun memang ada keterlambatan dalam penanganan dan mungkin juga faktor penyakit lain," katanya.
Maya mengatakan, selain karena faktor alam dengan cuaca yang terus hujan pada 2016, penyebab tingginya kasus demam berdarah juga karena masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk pemberantasan nyamuk serta berperilaku hidup bersih dan sehat.
"Kita tidak bisa menyalahkan alam, karena musim hujan yang terus menerus ini orang jadi lupa untuk memberantas sarang nyamuk, sehingga muncul perindukan nyamuk-nyamuk di tempat air menggenag. Padahal genangan itu harusnya dibersihkan," katanya.
Menurut dia, beberapa kecamatan Bantul yang merupakan wilayah endemik demam berdarah dengue mayoritas berada di wilayah perbatasan dengan padat penduduk, misalnya Kecamatan Sewon, Kasihan, Banguntapan dan wilayah Kecamatan Bantul sendiri.
"Langkah-langkah ke depan untuk mencegah kasus demam berdarah selalu dilakukan pemberantasan sarang nyamuk, jangan hanya mengandalkan fogging, upaya fogging memang perlu, akan tetapi masyarakat tetap harus ada peningkatan PSN," katanya.