REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, menolak gamelan elektronik (gamelan-e) yang merupakan produk inovasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Jateng. Penolakan tersebut disampaikan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Rabu (26/10) setelah mengetahui produk inovasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Jawa Tengah yang membuat gamelan-e.
Konsep gamelan-e sendiri digunakan untuk mempermudah mempelajari alat musik khas Jawa itu dengan media tablet ataupun komputer jinjing. "Saya pribadi sepakat dengan kemajuan teknologi yang ada. Tetapi kalau itu (gamelan-e) saya rasa sudah kebablasan. Ngajari nggamel kok pakai laptop, nggak pas," katanya.
Penolakan yang dilakukan orang nomor satu di Solo itu bukan tanpa alasan. Sebagai orang yang lahir dan dibesarkan di Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo yang akrab dipanggil Rudy paham betul bagaimana pakem sebuah gamelan. Mulai dari pembuatan hingga cara menabuh dengan segala tata krama di dalamnya.
Ia mengatakan tidak mau pakem yang dinilai tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan adiluhung tersebut rusak karena teknologi. "Soal budaya tidak boleh diinovasi. Sesepuh kita dulu membuat gamelan itu harus dengan puasa. Lha kok sekarang cuma dibegitukan," katanya.
Menurut dia, kebudayaan Kota Solo tidak pudar karena teknologi yang semakin berkembang. Kota Solo terus menambah jumlah perangkat gamelan yang didistribusikan di setiap kecamatan dan kelurahan.
Rudy mengatakan pada 2014 Pemkot menganggarkan lebih dari Rp 1 miliar untuk membeli tiga set gamelan. Setahun berikutnya Rp 2,69 miliar keluar dari APBD untuk keperluan yang sama. Tahun ini APBD kota Solo juga mengalokasikan Rp 374 juta untuk melestarikan kebudayaan Jawa tersebut.
Ia mengatakan diadakannya gamelan di setiap kelurahan diharapkan dapat menjadi motivasi masyarakat untuk berlatih kesenian dan kebudayaan. Tidak hanya itu adanya gamelan secara fisik itu diharapkan mampu menjadi salah satu bukti keberadaan seni tradisional khas Solo.
"Ya ke depan diusahakan juga dapat dijadikan sebagai satu destinasi wisata kampung. Nanti diselaraskan dengan agenda kesenian setiap kelurahan yang juga rutin diadakan setiap tahun," katanya.