Selasa 25 Oct 2016 20:59 WIB

Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dibangun di Bengkulu

Harimau Sumatra yang hidup di hutan tropis Sumatra.
Foto: pixabay
Harimau Sumatra yang hidup di hutan tropis Sumatra.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu akan membangun pusat rehabilitasi harimau Sumatera (Phantera tigris Sumatrae) untuk pengobatan dan perawatan harimau korban konflik di wilayah itu.

"Pusat rehabilitasi harimau akan dibangun di kawasan Taman Wisata Alam Seblat di Kabupaten Bengkulu Utara," kata Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BKSDA Bengkulu, Said Jauhari di Bengkulu, Selasa (25/10).

Menurut dia, pembangunan pusat rehabilitasi tersebut dilatarbelakangi tingginya tingkat konflik satwa liar dilindungi dan manusia di Bengkulu.

Dokter satwa liar BKSDA Bengkulu, Erni Suyanti Musabine mengatakan pusat rehabilitasi tersebut dilengkapi fasilitas klinik dan kandang perawatan harimau. "Harimau korban konflik akan ditangani di pusat rehabilitasi ini dan dirawat sementara dengan tujuan akhir pelepasliaran," kata dia.

Terkait pelepasliaran tambah dia menjadi kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menentukan lokasinya.

Selama ini kata Erni, pengobatan harimau korban konflik dilakukan seadanya dan dirawat dalam kerangkeng yang ditempatkan di belakang Kantor BKSDA Bengkulu.

Dalam jangka panjang kata Erni, pusat rehabilitasi tersebut akan diusulkan menjadi karantina satwa liar berkerjasama dengan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bengkulu. "Saat ini karantina satwa liar satu-satunya terdapat di Taman Safari, karena itu banyak harimau korban konflik dipindah ke sana," ucapnya.

Bila stasiun karantina satwa liar dibangun di Bengkulu, maka harimau korban konflik di wilayah Sumatera dapat ditangani di pusat rehabilitasi tersebut.

Fasilitas yang tersedia kata Erni akan serupa dengan rumah sakit hewan yang dilengkapi peralatan medis. Pembangunan pusat rehabilitasi harimau itu akan dimulai akhir tahun 2016 dengan dukungan pendanaan dari US Fish dan Wildlife Conservation melalui Animal Sanctuary Trust Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement