REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius menggelar rapat perdana bersama kelompok ahli BNPT yang baru. Mereka membahas perkembangan kasus terorisme baik yang terjadi di Tanah Air dan di mancanegara, Senin (24/10).
Rapat yang juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto ini digelar di kantor perwakilan BNPT. Kelompok ahli BNPT yang hadir dalam pertemuan tersebut ialah Drs Ansyaad Mbai MM (pakar terorisme), Prof Dr Azyumardi Azra MA (pakar agama), Prof Dr H Syaiful Bakhri, SH MH (pakar hukum), Prof Dr Hamdi Muluk MSi (pakar psikologi).
Berikutnya Prof Iwan Gardono Sujatmiko MA PhD (pakar sosiologi), Prof Dr Romli Atmasasmita, SH LLM dan Dr Hamdan Zoelva SH MH (pakar hukum), Prof Hikmahanto Juwana, SH LLM PhD dan Prof Drs Yanyan M Yani MAIR PhD (pakar hukum internasional). Hanya Prof Dr Nasaruddin Umar MA (pakar agama) saja yang berhalangan hadir dalam pertemuan tersebut karena sedang berada di Cile.
Menurut Suhardi, dengan berbagai latar belakang keilmuannya, kelompok ahli ini diharapkan bisa mewarnai pemikiran-pemikiran dari sisi keilmuan dalam rangka penanggulangan terorisme. Di rapat tersebut Kepala BNPT memberikan informasi terkini mengenai penanggulangan terorisme yang ada di dalam negeri maupun internasional.
"Harapan kami apa yang sudah didengar oleh para kelompok ahli mengenai perkembangan terbaru kasus terorisme yang ada maka para kelompok ahli tersebut akan menulis atau memberikan saran kepada BNPT mengenai bagaimana langkah yang pas dalam menanggulangi masalah terorisme di Indonesia," ujar Suhardi.
Menurut dia, yang tahu akar masalah terorisme di masing-masing negara tentunya negara itu sendiri, dan ia yakin para ilmuwan menjadi kelompok ahli BNPT mengerti betul akar masalah penyebab terjadinya terorisme di Indonesia.
Mantan Sekretaris Utama Lemhannas RI ini mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan kelompok ahli tersebut minimal setiap dua bulan sekali untuk menyampaikan perkembangan dinamika terorisme di Indonesia melalui forum kajian ilmiah sesuai dengan keilmuan para kelompok ahli tersebut.