Senin 24 Oct 2016 19:46 WIB

Bagana Dapat Percepat Pertolongan Saat Bencana

Relawan Tagana menggunakan perahu karet mengantar warga dan pelajar menuju rumah mereka yang terendam banjir di Perumahan Bukit Cengkeh II, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Jumat (12/2).(Antara/Indrianto Eko Suwarso)
Relawan Tagana menggunakan perahu karet mengantar warga dan pelajar menuju rumah mereka yang terendam banjir di Perumahan Bukit Cengkeh II, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Jumat (12/2).(Antara/Indrianto Eko Suwarso)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) berkomitmen membangun kemitraan dan kerja sama dengan Banser Tanggap Bencana (Bagana) untuk menangani masalah kebencanaan nasional. Penguatan kemitraan itu diyakini dapat mempercepat pertolongan kepada masyarakat ketika terjadi bencana, baik bencana alam maupun sosial.

"Intinya kita butuh suport dari berbagai elemen yang memang passion-nya adalah bidang pelayananan kebencanaan. Dan kebetulan yang sudah punya kekuatan sumber daya manusia salah satunya adalah Banser," kata Mensos Khofifah Indar Parawansa, di Tulungagung, Jawa Timur.

Khofifah menjelaskan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan indeks risiko bencana, di mana ada 323 kabupaten/kota se-Indonesia yang memiliki risiko tinggi bencana. "Perlu kerja sama semua pihak untuk meminimalisasi dampak bencana tersebut," ujarnya.

Menurut Khofifah, dengan menggandeng sahabat Taruna Siaga Bencana (Tagana) di berbagai daerah, diharapkan di setiap wilayah risiko tinggi bencana alam terbentuk sistem peringatan dini (early warning system) serta Kampung Siaga Bencana.

Selain itu, Bagana juga diharapkan bisa melakukan pemetaan dengan membentuk kampung siaga bencana, sehingga masyarakat di daerah rawan terbangun mentalitas living harmony with the disaster (hidup bersahabat dengan bencana).

"Mereka yang hidup di lereng gunung, di daerah aliran sungai dan daerah rawan lain memang sudah harus dikomunikasikan mengenai potensi dan risiko kebencanaan di lingkungan masing-masing. Bagana bisa mengambil peran itu," ujarnya.

Direktur Perlindungan Sosial dan Bencana Alam Kemensos, Adhi Karyono menjelaskan, saat ini jumlah personel Tagana di seluruh Tanah Air tercatat 30.648 orang. Jumlah itu menurut perhitungan Kemensos masih jauh dari mencukupi dibanding rasio daerah berisiko tinggi bencana alam di Indonesia yang mencapai 323 kabupaten/kota.

"Idealnya minimal personel terlatih yang dibutuhkan lima kali lipat dari jumlah yang ada sekarang, jadi ya sekitar 130 ribuan orang," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement