Senin 24 Oct 2016 16:50 WIB

Banjir di Bandung Paling Parah dalam Beberapa Tahun

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Angga Indrawan
Sejumlah kendaraan terjebak banjir di kawasan Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Senin (24/10).  (Antara/Agus Bebeng)
Foto: Antara/Agus Bebeng
Sejumlah kendaraan terjebak banjir di kawasan Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Senin (24/10). (Antara/Agus Bebeng)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hujan yang mengguyur Kota Bandung menyebabkan banjir cileuncang menggenang di beberapa titik. Salah satu yang terparah adalah di Jalan Dr Junjunan atau lebih dikenal Pasteur tepatnya di depan pusat perbelanjaan Bandung Trade Center (BTC).

Warga memandang banjir tidak pernah separah ini. Terakhir kali hampir satu meter pada 2011 lalu. Biasanya genangan air hanya menutupi trotoar pinggir jalan. Akibatnya banyak warga yang berada di pinggir jalan terkena dampak.

Salah seorang pedagang sembako di pinggir Jalan Pasteur, Enda (35 tahun) mengatakan hujan deras mulai turun sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu hujan turun dengan deras sehingga air dari selokan meluap sekitar pukul 13.00 WIB

"Sampai setengah meter lebih. Tadi sekitar jam 11 setengah 12an hujan besar banget jadi air keluar dari selokan yang pada kesumbat. Airnya ninggi sekitar jam satu," kata Enda kepada Republika.co.id, Senin (24/10).

Menurutnya, genangan air memang kerap terjadi di Jalan Pasteur saat hujan besar mengguyur. Namun genangan air kali ini dikatakannya paling parah hingga melumpuhkan arus lalu lintas.

"Biasanya airnya memang kiriman. Paling parah ini," ujarnya. 

Sementara pedagang kaki lima, Solihin (52) yang sehari-hari berjualan menggunakan gerobak juga kena dampak. Solihin mengatakan gerobaknya sempat terendam hingga menutupi rodanya.

"Tadi roda tenggelam lebih setengahnya. Barang-barang, kompor bahan sudah saya simpan di Gereja Kristen Immanuel," kata pria paruh baya ini.

Banjir yang terjadi dikatakannya memang tidak terlalu lama. Sekitar pukul 14.30 WIB genangan air mulai surut dan menyisakan lumpur serta sampah di jalan-jalan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement