Ahad 23 Oct 2016 23:11 WIB

PKB: Jadikan Santri Tulang Punggung Revolusi Mental

Abdul Kadir Karding, Ketua Fraksi PKB MPR RI .
Foto: MPR
Abdul Kadir Karding, Ketua Fraksi PKB MPR RI .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Kadir Karding berpendapat, para santri dapat dijadikan tulang punggung Revolusi Mental dan pelaksanaan Nawacita karena telah dibekali ilmu agama, pengetahuan umum, pendidikan moral, serta budi pekerti.

"Tidak berlebihan jika santri dijadikan sebagai salah satu tulang punggung dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), mewujudkan revolusi mental, dan melaksanakan program Nawacita pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla," katanya di Jakarta, Ahad (23/10).

Karding mengatakan, santri merupakan aset besar bangsa Indonesia, jumlahnya jutaan orang, terebar di berbagai daerah sehingga merupakan potensi yang perlu dioptimalkan. Menurut dia, santri dengan karakternya yang adaptif, ulet, dan tekun berjuang bisa menjadi aktor penting memajukan bangsa dan menjawab persaingan global.

"Para santri hidup dalam tempaan keprihatinan. Mereka tidak saja dibekali ilmu agama dan pengetahuan umum, namun juga pendidikan moral serta budi pekerti," ujarnya.

Dia menilai, untuk memulai langkah agar santri menjadi tulang punggung revolusi mental, pemerintah bisa mengawalinya dengan cara menguatkan pesantren sebagai institusi pendidikan bangsa. Menurut Karding, pesantren sebagai kawah candradimuka para santri perlu mendapat dukungan nyata baik secara moral, materi, maupun legislasi.

"Masyarakat Indonesia, khususnya kaum santri, patut berterimakasih kepada Presiden Jokowi yang menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri. Setelah cukup lama terpinggirkan dari narasi sejarah resmi, kini peran santri kembali ke permukaan," katanya.

Menurut Karding, keputusan Presiden merupakan wujud nyata penghargaan negara mengenai eksistensi dan kontribusi kaum santri yang sebelumnya terabaikan. Dia menilai, Hari Santri menjadi penegasan bahwa santri bukanlah kaum pinggiran dalam dunia pendidikan di Tanah Air, dan suara santri, juga perlu didengar dalam wacana pembangunan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement