REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kapal barang Munik kandas di perairan sebelah utara Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Akibat musibah itu, antrean di Pelabuhan Gilimanuk mengular, terutama untuk kendaraan pengangkut barang atau truk.
"Saya lagi di Jakarta, tapi laporan petugas di lapangan, kapal yang terdampar sudah dapat ditarik," kata Manager Operasional ASDP Gilimanuk Sugeng Purnomo.
Musibah terdamparnya kapal LCM Munik, terjadi Jumat (21/10), sekitar 15.30 Wita. Namun setelah dua jam, kapal berhasil ditarik. Tidak ada korban jiwa maupun kendaraan dalam peristiwa itu.
Menurut Ugeng, Munik terdampar akibat hempasan angin yang kencang. Kapal Munik yang berangkat dari Ketapang Banyuwangi dan hendak bersandar di Gilimanuk, tiba-tiba terseret arus dan akhirnya kandas sekitar 100 meter dari pelabuhan. "Tapi dalam dua jam, keadaan sudah bisa diatasi," kata Ugeng.
Dari pemantauan Republika.co.id, kasus terdamparnya Munik, mengganggu penyeberangan truk atau kendaraan pengangkut barang. Hingga 22.00 Wita, antrean truk mengular sampai sekitar dua kilometer keluar pelabuhan. Sementara kendaraan penumpang pribadi maupun bus, terangkut dengan normal.
Mengenai antrean truk yang cukup panjang, Hugeng menyebut karena terganggu oleh kasus Munik. Namun sebutnya, pada malam hari di Gilimanuk sebenarnya memang lebih padat ketimbang pagi atau siang hari, karena bersamaan dengan jadwal bus malam yang akan menyeberang ke Pulau Jawa. "Jadi keadaan pada malam hari memang lebih ramai," katanya.