Jumat 21 Oct 2016 16:21 WIB

BIN Harus Punya Kecakapan Khusus Tangani Terorisme Kekinian

Hanafi Rais. (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Hanafi Rais. (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi I DPR, Hanafi Rais, menilai Badan Intelijen Negara (BIN) harus memiliki kecakapan unik dan khusus dalam menghadapi pola baru terorisme kekinian. Politikus PAN itu menjelaskan, dahulu pola teroris ada organisasi lalu terhubung dengan organisasi induk namun saat ini semakin sulit tertangani karena ada fenomena lone wolf terorist dan home ground terorist.

Menurut dia, lone wolf terorist melakukan tindakan tanpa afiliasi dan organisasi namun bisa melakukan radikalisasi diri sendiri. Sementara itu home ground terorist bisa sendiri dan berkelompok serta tidak pernah secara fisik ke basis ISIS namun bisa melakukan radikalisasi serta lebih dekat dengan fenomena lokal.

"Intelijen kita harus memiliki kapasitas dan kecakapan lebih unik dan khusus untuk mengidentifikasi serta membaca pola teroris kekinian seperti lone wolf terorist dan home ground terorist," kata Hanafi Rais, Jumat (21/10)

Dia mengatakan, selama ini Indonesia fokus terhadap ISIS yang ada di Irak dan Suriah namun ternyata pola teroris kekinian semakin berkembang cepat. Menurut dia, saat ini fenomena teroris memasuki fase sulit untuk ditangani oleh intelijen dan negara mana pun karena gerakannya tidak selalu terhubung dengan organisasi induk.

"Karena itu kecakapan dan keterampilan intelijen harus jeli agar deteksi dini dan sistem peringatan dini berjalan," ujarnya.

Dia menegaskan, dua fenomena gerakan teroris itu semakin menjadi tantangan bagi intelijen Indonesia untuk menanganinya terlebih dengan keterbatasan yang dimiliki BIN. "BIN memang mengalami kendala terutama personil yang kurang dan teknologi masih jauh dari negara-negara lain yang menghadapi tantangan terorisme," katanya.

Namun dia menekankan bahwa BIN memiliki komitmen yang bagus untuk penambahan personil dan peningkatan teknologi intelijen.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement