Kamis 20 Oct 2016 20:14 WIB

Pelaku Penusukan Kapolsek Tangerang Pernah Daftar Jadi Polisi

Anggota kepolisian berjaga di lokasi penyerangan brutal dengan senjata tajam terhadap anggota kepolisian di Cikokol, Tangerang, Banten, Kamis (20/10).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Anggota kepolisian berjaga di lokasi penyerangan brutal dengan senjata tajam terhadap anggota kepolisian di Cikokol, Tangerang, Banten, Kamis (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pelaku penusukan terhadap anggota polisi di Kota Tangerang, Banten, diketahui pernah mendaftar sebagai anggota polisi namun gagal. Pelaku juga diketahui mempunyai anggota keluarga yang bertugas sebagai polisi.

"Informasi yang saya tahu, SA itu pernah daftar jadi polisi tetapi gak diterima," kata Doni, tetangga pelaku ditemui di rumah pelaku di Lebak Wangi Sepatan, Kamis (20/10).

Doni juga mengatakan SA terlihat jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. Hanya beberapa kali saja dia melihatnya tetapi setelah itu tak terlihat lagi. Ia mengaku kaget ketika SA diketahui sebagai pelaku penusukan anggota polisi di Tangerang, sebab keluarga SA adalah juga polisi.

"Kaget ketika ada mobil polisi datang dan dikasih tahu jika SA menusuk polisi," ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan Ketua RT04/02 Lebak Wangi Muhidin. Ia mengatakan pelaku merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Kakak pertama dan kedua merupakan anggota kepolisian.

Muhidin mengatakan pelaku bernama Sultan Azianzah namun kurang bersosialisasi dengan tetangga karena lebih banyak pekerjaan di luar.

"Saya juga merasa kaget, kakaknya polisi. Lalu kenapa adiknya menyerang anggota polisi juga. Ini juga setelah ada polisi datang," katanya.

Seperti diketahui, SA melakukan penyerangan terhadap petugas polisi pada Kamis pagi. Pelaku menyerang petugas dengan golok yang membuat tiga anggota polisi mengalami luka-luka. Salah satu korban penyerangan SA adalah Kapolsek Tangerang Kompol Effendi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan barang bukti yang diamankan pelaku, yakni satu senjata tajam jenis pisau, satu senjata tajam jenis badik.

Selain itu, satu sarung senjata tajam badik, dua benda yang diduga bom pipa yang terletak di pinggir jalan dan pinggir kali, satu tas warna hitam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement