REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari DKI Jakarta Fahira Idris meminta masyarakat Jakarta aktif memastikan namanya tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
"Memastikan daftar pemilih baik dan benar sesuai dengan peraturan bukan hanya tanggung jawab KPU DKI Jakarta saja, tetapi juga semua elemen masyarakat yang ada, mulai dari partai politik, relawan hingga warga biasa," kata Fahira melalui siaran pers diterima di Jakarta, Rabu (19/10).
Selain itu, Fahira juga meminta warga aktif mengumpulkan bukti dan melapor bila menemukan kemungkinan pelanggaran dalam penyusunan dan penetapan DPT kepada KPU DKI Jakarta, Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta atau pihak berwenang lainnya.
Jangan sampai setelah pemilihan gubernur usai, baru terjadi ribut-ribut tentang DPT. Partai-partai politik dan relawan termasuk pasangan calon juga harus ikut mengimbau agar masing-masing konstituennya aktif mengecek apakah namanya sudah terdaftar sebagai pemilih atau belum.
"Saya juga meminta KPU DKI Jakarta memastikan warga korban gusuran tetap bisa memilih di tempatnya yang baru," ujarnya.
Fahira meminta KPU DKI Jakarta memastikan semua warga Jakarta yang memenuhi syarat sebagai pemilih tercantum namanya dalam DPT. Selain itu, dia juga meminta KPU DKI Jakarta memastikan DPT bebas dari orang-orang yang tidak memenuhi syarat sebagai pemilih.
"Saya yakin KPU DKI Jakarta profesional dan memastikan tidak ada masalah dalam DPT," katanya. Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 akan diikuti tiga pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur.
Mereka adalah Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura dan Partai Nasdem. Kemudian Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS.