REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Beragam cara dilakukan untuk menerangi Papua. Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN, Haryanto W.S mengatakan mengatakan tantangan yang dihadapi untuk menerangi Bumi Cendrawasih itu adalah biaya yang tinggi.
"Tantangan terbesar dalam melistriki wilayah Papua dan Papua Barat, antara lain kondisi geografis yang berupa pegunungan dan hutan serta terbatasnya infrastruktur transportasi yang menyebabkan tingginya biaya operasi seperti biaya angkut bahan bakar yang jauh lebih besar dari harga rupiah per kWh (kilo Watt hour),” kata Haryanto, Senin (17/10).
Sebagai contoh, biaya pengangkutan bahan bakar minyak (BBM) untuk Kab. Mamberamo Tengah sebesar Rp 31.173 per liter, yang berarti biaya produksi listrik per kWh di Kab. Mamberamo Tengah sebesar Rp 10.167,-/kWh atau 900 persen dari harga jual rata-rata PLN Papua ke masyarakat.
Bulan Ini, PLN akan Terangi 2 Kabupaten di Papua
“Konsentrasi kami saat ini adalah bagaimana mengaliri listrik di 14 kabupaten di Papua dan Papua Barat. Walaupun ada banyak kendala di sana, terutama infrastruktur dan transportasi, kami yakin masalah tersebut akan teratasi tentunya dengan bantuan Pemda setempat,” ucap Haryanto.
Terkait anggaran, untuk lima kabupaten yang akan dialiri listrik oleh PLN pada tahun ini, PLN mengestimasi bakal menyedot bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 8.713.115 liter per tahun. Padahal ongkos angkut BBM-nya per liter Rp 1.500–2.547 per liter.
“Biaya operasional untuk lima kabupaten, yaitu Kabupaten Raja Ampat, Pegunungan Arfak, Deiyai (Provinsi Papua Barat), Kabupaten Teluk Wondama, dan Yahukimo (Provinsi Papua) yang akan teraliri listrik tahun ini nilainya Rp 55,8 miliar. Padahal nilai jualan listriknya hanya Rp 28,58 miliar per tahun,” kata dia.
Jika ditotal untuk 14 kabupaten yang akan dialiri listrik oleh PLN, untuk konsumsi BBM-nya per tahun sebanyak 15.755.166 liter dengan biaya produksi Rp 191,9 miliar.
“Nilai jual listrik ke konsumen hanya Rp 49,65 miliar. Untuk biaya angkut BBM sangat tinggi bisa Rp 31.388 per liter. Mengapa tinggi? Karena kita tidak bisa mengangkut BBM melalui jalur darat atau laut. Mau tidak mau lewat udara (pesawat), seperti di Puncak Jaya,” kata dia.
Kegiatan melistriki 14 kabupaten merupakan langkah awal PLN untuk melistriki seluruh Bumi Cendrawasih melalui program Papua Terang 2020. Untuk mewujudkan program tersebut, PLN akan melakukan penyambungan rata-rata 110 ribu pelanggan baru pertahun.
Regionalisasi di tubuh PLN saat ini sangat membantu dalam proses percepatan pembangunan infrastuktur kelistrikan di Papua, karena lebih fokus dan langsung hadir untuk memecahkan persoalan yang terjadi di Lapangan.
"Mengingat tantangan-tantangan di atas, PLN akan memaksimalkan potensi energi lokal diantaranya potensi energi air, biomassa, dan surya sehingga diharapkan akan mempermudah PLN untuk mewujudkan Program Papua Terang 2020,” kata dia.