Senin 17 Oct 2016 13:49 WIB

Pesan Bersama Tokoh Lintas Agama Soal Pilkada 2017

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bilal Ramadhan
Pilgub DKI (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Pilgub DKI (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh lintas agama memberikan pesan terkait Pilkada Serentak 2017. Pesan kerukunan menjadi fokus utama, mengingat isu penistaan agama yang belakangan terjadi terkait pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama soal surah Al Maidah ayat 51, beberapa waktu lalu.

Dipimpin Ketua Presidium Inter Religion Center (IRC) Indonesia, Din Syamsuddin, delapan tokoh lintas agama dari delapan unsur menyampaikan pesan bersama. Pesan bersama sendiri dibacakan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Gomar Gultom, Senin (17/10).

"Menyatakan keprihatinan mendalam atas berkembangnya suasana kehidupan bangsa, yang menampilkan gejala pertentangan dan wacana antagonistik di kalangan masyarakat. Suasana itu potensial mengganggu kerukunan hidup antar umat beragama yang sudah terjalin baik selama ini, dan dapat menggoyahkan sendi kesatuan dan persatuan bangsa," kata Gomar.

Mereka berpesan kepada semua pihak untuk dapat menahan diri dalam perkataan dan perbuatan, yang dapat mendorong pertentangan dalam masyarakat majemuk, terutama menyinggung wilayah sensitif menyangkut agama, ras, golongan dan suku.

Selain itu, mereka berpesan kepada pemerintah untuk segera hadir sesuai kewenangan dan tanggung jawabnya, untuk mengatasi gejala dan gelagat pertentangan dalam kehidupan masyarakat, baik melalui pendekatan pencegahan maupun penanggulangan masalah.

"Menyatakan segala bentuk tindak kekerasan adalah tidak etis dan merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Maka itu, kami memesankan kepada segenap warga masyarakat untuk menghindarkan diri segala macam kekerasan, baik fisik, verbal dan modal. Seluruh warga bangsa agar mencegah bangsa Indonesia menjadi negara kekerasan dalam berbagai penjelmaannya," jelasnya.

Mereka meminta kepada segenap warga bangsa untuk mendorong proses demokrasi Indonesia berlangsung aman dan lancar, secara jujur dan adil, dan senantiasa mengindahkan nilai moral dan etika keagamaan. Dipesankan kepada pemerintah dan penyelenggara pemilu untuk melaksanakan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku secara konsisten dan konsekuen.

"Mengajak seluruh umat berbagai agama di Tanah Air untuk berdoa kepada Tuhan YME, menurut keyakinan masing-masing agar bangsa Indonesia terhindar dari malapetakan perpecahan, dan agar memiliki kekuatan lahir dan batin dalam menghadapi tantangan dan ancaman, baik yang datang dari luar maupun dalam negeri yang menginginkan perpecahan bangsa dan keruntuhan bangsa," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement