Ahad 16 Oct 2016 12:59 WIB

Kasus Demam Berdarah di Indramayu Meningkat

Rep: Lilis/ Red: Teguh Firmansyah
Pasien demam berdarah dengue menjalani perawatan di RS Kristen Mojowarno, Jombang, Jawa Timur, Selasa (2/2).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Pasien demam berdarah dengue menjalani perawatan di RS Kristen Mojowarno, Jombang, Jawa Timur, Selasa (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sepanjang 2016, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu meningkat dibandingkan tahun lalu.  Memasuki musim penghujan seperti sekarang, masyarakat pun diimbau untuk terus mewaspadai penyakit yang bisa menyebabkan kematian tersebut.

 

Berdasarkan data dari Dinas Kesehetan Kabupaten Indramayu, sejak awal tahun sampai saat ini, kasus DBD mencapai 774 kasus. Dari jumlah kasus itu, 29 kasus di antaranya menyebabkan korban meninggal dunia.

 

Jumlah kasus itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 644 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 33 korbannya meninggal dunia.

 

‘’Jumlah kasus DBD sepanjang 2016 ini diperkirakan bisa terus meningkat, apalagi sekarang sudah masuk (awal) musim hujan,’’ kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Agus Rohani, saat ditemui akhir pekan kemarin.

 

Saat ini, hujan sering turun meski tidak setiap hari. Air hujan itu akan menimbulkan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti penyebar penyakit DBD.

 

Agus mengungkapkan, perkembangan nyamuk Aedes aegypti dalam kondisi cuaca ekstrem seperti ini menjadi tidak terkendali. Nyamuk bisa berkembangbiak tiga kali lipat dibandingkan saat cuaca normal.

 ‘’Coba bayangkan, satu ekor nyamuk bisa bertelur hingga 200 telur,’’ tutur Agus.

Baca juga, Jumlah Kasus DBD di Tulung Agung Meningkat. 

 Nyamuk Aedes Aegypti pun akan terus bertelur sebanyak tiga hingga lima kali selama hidupnya. Nyamuk itupun bisa bertahan hidup selama tiga minggu sampai tiga bulan. Setiap kali bertelur, 50 persen jentik nyamuk tersebut bisa menjadi nyamuk.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement