Ahad 16 Oct 2016 08:48 WIB

Tingkatkan Literasi, Kota Bandung Sasar Gang-gang Kecil

Rep: arie/ Red: Damanhuri Zuhri
perpustakaan keliling (ilustrasi)
perpustakaan keliling (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung, terus berusaha menggencarkan kampanye literasi hingga ke pelosok kelurahan. Bahkan, menurut Kepala Seksi Pengelolaan Perpustakaan, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Kapusarda) Kota Bandung, Neti Supriati, berbagai program telah disiapkan agar buku bisa menjangkau hingga gang-gang kecil di semua wilayah Kota Bandung.

‪Menurut Neti, saat ini lokasi Kapusarda berada jauh dari pusat kota. Jadi, Ia harus mencari upaya agar buku bisa sampai hingga ke pelosok sehingga warga Kota Bandung menyukai buku. Kapusarda pun, melakukan berbagai inovasi agar masyarakat bisa mengakses perpustakaan.‬

‪Program yang dijalankan, kata dia, antara lain adalah moving library, yakni perpustakaan keliling menggunakan mobil perpustakaan. Namun, kondisi kewilayahan yang kerap dihadapkan dengan gang-gang kecil tidak memungkinkan mobil tersebut untuk masuk ke wilayah tersebut.‬

‪Oleh kerana itu, kata dia, Kota Bandung beberapa kelurahannya sekarang telah berinovasi dengan menghadirkan gerobak baca dan library box. "Keduanya menjadi jawaban dari masalah ketidakterjangkauan wilayah sempit oleh perpustakaan," ujar Neti kepada wartawan akhir pekan lalu.

‪Melalui gerobak baca, kata dia, warga bisa mendapatkan akses ke perpustakaan sederhana melalui gerobak-gerobak berisi buku. Sedangkan library box, ditempatkan di ruang-ruang interaksi warga, seperti pos kamling, pangkalan ojek, taman, hingga mal.‬

"Sekarang orang tidak bisa lagi mengatakan buku itu mahal dan susah diakses. Kita hadir menjemput para pembaca untuk membawa pengetahuan kepada mereka," kata Neti.‬

‪Sebagai bentuk pendampingan, kata dia, Kapusarda Kota Bandung telah memberikan pelatihan pengelolaan perpustakaan kepada 151 perwakilan tiap-tiap kelurahan.‬ "Pelatihannya sudah selesai di 151 kelurahan. Tinggal aktivasi di wilayah-wilayah belum seluruhnya optimal," kata Neti.‬

‪Saat ini pun, kata dia, perpustakaan-perpustakaan yang ada di taman-taman dan kelurahan sebagian telah memiliki pengelola tetap.

Pengelolaan tersebut sebagian besar dilakukan komunitas-komunitas literasi dan organisasi seperti Karang Taruna dan PKK. "Kami telah memiliki 15 perpustakaan taman yang sudah memiliki pengelola sendiri," katanya.‬

‪Neti mengatakan, perpustakaan yang berada di kewilayahan dan taman-taman mendapatkan pasokan buku dari Kapusarda Kota Bandung. Sistem yang dilakukan, adalah pinjam pakai.‬"Kami tidak bisa memberikan hibah secara permanen karena bukan kewenangan Kapusarda," katanya.‬

‪Terkait koleksi buku, menurut Neti, Kapusarda sudah memiliki 74 ribu eksemplar. Setiap tahunnya, Kapusarda menargetkan ada 6000 penambahan buku baru. Per Agustus 2016, jumlah pengunjung Kapusarda sudah mencapai 22.834 orang.‬

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement