Jumat 14 Oct 2016 21:26 WIB

Pemda DIY akan Bentuk Tim Pengawasan Gas Melon

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengisian LPG 3 Kg: Pekerja melakukan pengisian tabung Elpiji 3 Kg di SPBE Batavia Jaya Energi, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (29/5). (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pengisian LPG 3 Kg: Pekerja melakukan pengisian tabung Elpiji 3 Kg di SPBE Batavia Jaya Energi, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (29/5). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian DIY Budi Antono mengatakan pihaknya berencana akan membentuk satu tim untuk melakukan pengawasan terkait dengan sering terjadinya kelangkaan gas melon. Menurut dia, adanya indikasi bahwa gas melon dari DIY dijual ke luar DIY karena HET (Harga Eceran Tertinggi) Gas Melon di DIY rendah.

"Kami baru melakukan koordinasi dan belum mendapatkan gambaran secara utuh untuk mengetahui penyebab kelangkaan Gas Melon. Hal ini harus ada monitoring dan untuk itu kami akan membentuk satu tim untuk melakukan pengawasan," kata Anton Jumat (14/10).

Sementara itu di tempat terpisah Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY Sugeng Purwanto mengakui memang  ada sinyalir bahwa harga gas melon di DIY relatif agak murah. Sehingga, ada kemungkinan gas melon tersebut 'lari' ke daerah lain.

"Namun dari hasil evaluasi kami belum ada bukti karena kami belum menangkap basah hal itu," kata dia.

Dikatakan Sugeng, adanya kelangkaan gas melon lebih dikarenakan  musim hujan distribusi agak kacau dan di samping itu masyarakat sering syok karena situasi.  Sehingga ‘menimbun” gas untuk persediaan sendiri. "Masyarakat yang sebenarnya hanya butuh satu sampai dua buah,  karena takut  kesulitan untuk mendapatkan gas di musim hujan, mereka mengambil 5-6 buah. Tapi ini sebatas untuk konsumsi sendiri. Sehingga otomatis di lapangan menjadi masalah. Itu yang kami tahu," ungkap dia.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement