REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti Jumain Appe mengatakan, pengembangan riset di Indonesia masih memfokuskan pada publikasi. Padahal tujuan dalam melakukan riset adalah menyelesaikan problem di masyarakat.
"Jadi mindset riset kita masih publikasi. Publikasi internaisonal bukan satu-satunya tujuan dari R&D (research and development). Itu terlalu akademisi. Bukan hanya publikasi tapi aplikasi," kata Jumain usai memggelar temu wicara dalam diskusi 'Pengembangan Kapasitas Inovasi' di Hotel Savoy Homan, Kota Bandung, Kamis (13/10)..
Menurutnya, para peneliti harus mengubah pola pikirnya dalam melakukan riset. Di mana lebih difokuskan untuk memberikan inovasi yang dapat membangun negara dan menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
Oleh karenanya, lebih lanjut ia akan menyiapkan regulasi-regulasi yang dapat mendukung pengembangan riset yang berbasis pada inovasi.
Indonesia juga dikatakan Jumain harus mengembangkan riset dan inovasi dengan mengarah langsung kepada subyek di lapangan. Tidak hanya mengandalkan lembaga perguruan tinggi. "Masukan dari negara-negara lain juga bahwa jangan terlalu mengharapkan besarnya peran universitas (dalam riset) tapi fokus kita mengarahkan juga langsung ke pembangunan," tuturnya.
Hal ini senada dengan yang diungkapkan Prof. Lundvall. Menurut Lundvall justru terkadang penelitian yang dikembangkan universitas tidak mengena pada permasalahan yang terjadi di masyarakat. "Memang jangan hanya fokus pada universitas. Karena kadang tidak bisa menyampaikan ke level bawah," ujarnya .
Menurutnya dalam pengembangan riset di Indonesia perlu ada lembaga pendidikan khusus yang sesuai dengan keahlian dalam penelitian. "Pendekatan sekolah vokasi menjadi hal penting yang harus ditingkatkan. Karena mereka akan lebih dekat dengan masyarakat sosial. Jadi ada institusi yang menjembatani universitas dan sektor di lapangan," tuturnya.
Ia juga berharap lembaga pendidikan harus lebih peka dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Karena universitas tidak bisa hanya kerja linear dengan industri tapi juga bekerja sama untuk problem masyarakat.