REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Tiga titik poanas terdeteksi di Sumatra pagi ini. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, tiga titik panas tersebut memiliki tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) lebih 50 persen.
"Pukul 7.00 Wib pagi ini, satelit NASA baik Terra dan Aqua deteksi tiga titik panas di Sumatera dan tersebar pada tiga provinsi," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Jumat (14/10).
Dia merinci, satelit memantau titik panas tersebut berada di Sumatra Utara, di Riau dan di Sumatra Selatan masing-masing dengan jumlah satu titik. Untuk satu titik panas di Riau, jelasnya, berada di Kabupaten Rokan Hilir atau lebih tepat di Kecamatan Kubu dengan tingkat kepercayaan karhutla 67 persen.
Persentase tingkat kepercayaan kebakaran 67 persen, belum bisa dibilang sebagai titik api atau berpotensi terbakar baik hutan dan lahan karena harus minimal 70 persen. "Ini berdasarkan analisa kita dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan dirilis pagi ini ke media massa," terang Slamet.
Data terakhir Satuan Tugas Karhutla Provinsi Riau hingga Selasa (27/9) menerangkan, luas kebakaran di provinsi itu sepanjang tahun ini sekitar 3.734 hektare.
Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo mengaku, saat ini telah menetapkan 93 orang sebagai tersangka dari 73 kasus karhutla, terdiri 71 kasus perorangan dan 2 kasus korporasi. Perkembangan kasus karhutla baik di polda maupun polres kabupaten/kota di Riau menyebut, dalam proses sidik 17 kasus dan tahap penyidikan baru 2 kasus.
"Tahap satu kita, ada tujuh kasus. P21 terdapat 46 kasus dan SP3 (Surat Perintah Pemberhentian Penyidikan) satu kasus karena tsk (tersangka) alami gangguan jiwa di Polres Indragiri Hilir," jelasnya.
Pemprov Riau telah memperpanjang status siaga darurat karhutla selama enam bulan atau terhitung mulai awal Juni hingga berakhir 30 November 2016.