Kamis 13 Oct 2016 15:06 WIB

Mal Syariah Tampung Ratusan UKM Jawa Barat

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Perajin UKM (ilustrasi)
Foto: nenygory.wordpress.com
Perajin UKM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mal berkonsep syariah pertama di Jawa Barat, Annarto Mal akan menampung ratusan usaha kecil menengah (UKM) di Jabar. Menurut Direktur PT Cahaya Permata Hikmat Perkasa dari Annarto Mall, Yasril Narapraya, mal-nya akan menampung ratusan UKM di Jabar.

"Mal kami ada 1.700 toko, nantinya sekitar 90 persen akan kami kerja samakan dengan UKM," ujar Yasril kepada wartawan, di Bandung, Kamis (13/10).

Mal Annarto, kata dia, bangunanya didirikan di lahan seluas 3,4 hektare di Garut. Mal ini, mengusung konsep 'Muslim Center Terbesar dan Terlengkap'. ‬"Kami menampung UKM untuk membantu mereka yang memiliki keterbatasan saat ekpansi produknya," katanya.

Semua UKM, kata dia, nantinya bisa berjualan berstandar mal. Mereka pun, akan terus mendapatkan pendampingan. Nantinya, kerja sama yang akan dibuat berkonsep syariah. Maksudnya, jadi semua tenant tak harus membayar sewa tempat jika ingin berjualan di Mal Annarto. Namun, jika ada yang membeli produknya keuntungan harus dibagi sebesar 40 persen pada pemilik mal.‬

‪"Kalau produknya banyak yang terjual, maka akan semakin kecil presentase bagi hasilnya," katanya.    ‬

‪Konsep ini, kata dia, diterapkan karena pemilik mal awalnya adalah pedagang di salah satu mal di Bandung. Ia merasakan, untuk berjualan harus menyewa harga sewa yang cukup mahal. Padahal, produknya belum tentu laku. "Dengan konsep bagi hasil ini, pemilik mal ingin membantu UKM. Kalau mal sepi nanti tenant tak dirugikan," katanya.

Sementara menurut Managing Director Entrepreneur Muda Bandung (EMB), Lina Meilani, pengembangan UKM sering mendapat banyak kendala. Hal itu terutama, dari sisi pemasaran produk, desain, kualitas, dan pencatatan keuangan. Kendala tersebut, menjadi tantangan bagi EMB yang selama ini berkomitmen membantu pengembangan UKM.

"Salah satu contoh, saat UKM akan bekerja sama dengan pusat penjualan produk mereka dikenakan tarif mulai 30 persen bahkan bisa lebih," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement