Kamis 13 Oct 2016 13:29 WIB

Warga Kumandangkan Azan Saat Angin Puyuh di Pangandaran

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
Puting beliung (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Puting beliung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Bencana kembali melanda Kabupaten Pangandaran pada Rabu, (12/10). Kemarin, salah satu wilayah dengan indeks bencanaan tinggi itu merasakan dahsyatnya terpaan angin puyuh. Setidaknya ratusan rumah di dua desa, yaitu desa Parigi dan Karang Jaladri mengalami kerusakan.

Salah satu warga Desa Parigi, Randika Purnamanggala mengisahkan angin puting beliung terlihat sekitar pukul 14.00 WIB. Kala itu ia sedang berada di rumah dengan situasi di luar hujan dan langit pun gelap. Seketika itu pun ia langsung panik lantaran secara tiba-tiba muncul angin puting beliung berwarna keabuan.

Segera ia keluar rumah dan melihat warga sekitarnya pun histeris. Ia memilih pergi ke Masjid terdekat untuk mengumandangkan azan. "Saya mah pasrah saja, kalau tetangga saya banyak yang terlihat menjerit ketakutan. Saya sendiri langsung lari ke masjid buat azan," katanya pada Republika.co.id, Kamis (14/10).

Beruntung, usai mengumandangkan adzan, angin puting beliung itu segera menghilang. Ia pun dapat bernafas lega setelah bencana kali ini tak merenggut nyawanya. "Pas saya berhenti adzan, alhamdudlilah anginnya berhenti," ucapnya.

Ia mengingat peristiwa tersebut tak berlangsung lama kurang lebih hanya lima menit. Namun kerusakan yang ditimbulkan amat parah karena terlihat sampah dan material bangunan ikut terbawa dan terhempas. "Seperti angin tornado, banyak rumah hancur di sini kena angin, 25 persen rusak parah tidak bisa ditempati," ujarnya.

Hingga saat ini, ia beserta keluarganya memilih tak mengungsi karena kerusakan rumah tak begitu parah. Selain itu, tak ada korban luka parah di keluarganya, hanya saja salah satu keluarganya terkena reruntuhan atap.

"Ada keluarga yang luka tapi enggak parah, saya di rumah enggak ngungsi karena rumah rusaknya tidak parah," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement