REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sudah dikenal dengan istilah Kota Seribu Angkot, kemacetan Bogor masuk daftar terburuk kedua dunia menurut survey aplikasi navigasi gratis, Waze, beberapa waktu lalu. Merespons ini, Pemkot Bogor melakukan berbagai cara mengatasi segala permasalahan yang ada.
Salah satunya dengan mengajak masyarakat mengubah paradigma transportasi dan terus mendorong agar menggunakan transportasi umum.
Pemkot diakui sedang berusaha mengubah paradigma transportasi yang ramah lingkungan. Salah satu upayanya juga melalui pembangunan pedestrian di seputar Kebun Raya Bogor (KRB).
"Tujuannya ini mengarah ke sana. Saat ini paradigmanya memuliakan pejalan kaki," kata Wali Kota Bogor Bima Arya, Rabu (12/10).
Dengan adanya paradigma tersebut, Pemkot Bogor diakui menempatkan pejalan kaki sebagai posisi yang teratas, lalu dilanjutkan pengguna sepeda. Posisi terbawah kendaraan pribadi.
Dengan paradigma ini warga didorong untuk menggunakan transportasi massa. Untuk itu segala sarana prasarana dan infrastrukturnya harus nyaman, baik angkot, shelter, maupun semua fasilitas lain yang disiapkan sebaik mungkin.
"Sehingga warga merasa nyaman menggunakan transportasi massa dan akhirnya yang diprogramkan dapat tercapai," katanya.