Selasa 11 Oct 2016 11:36 WIB

Sambut Pilkada 2017, Masyarakat Diimbau Kerukunan Beragama

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Pilkada Damai, Pilkada Serentak
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Pilkada Damai, Pilkada Serentak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VIII DPR RI Yudi Kotouky berharap, masyarakat Indonesia tetap menjaga kerukunan antar umat beragama, khususnya dalam menyambut Pilkada 2017 yang berlangsung secara serentak di Februari 2017.

Oleh karena itu, Legislator PKS asal Papua ini berharap masyarakat tidak terprovokasi jika ada oknum-oknum yang berupaya untuk memecah persatuan dan kesatuan, terlebih dengan cara yang tidak santun dan beradab. Komisi VIII juga akan terus menyosialisasikan ke masyarakat akan pentingnya menjaga prinsip-prinsip demokrasi dalam menyambut Pilkada 2017. ''Tidak boleh ada provokasi isu SARA. Itu melanggar nilai Pancasila, kerukunan NKRI, prinsip kebhinnekaan, dan semangat UUD 1945,” ujar Yudi.

Menurut data dari Bawaslu, terdapat 101 daerah (7 provinsi dan 94 kabupaten/kota) yang akan menggelar pilkada pada Februari mendatang. Dari 101 daerah tersebut, tiga provinsi yang memiliki Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) tinggi adalah Papua Barat, Aceh, dan Banten. Sedangkan Provinsi Sulawesi Barat, DKI Jakarta, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan Provinsi Gorontalo masuk dalam Kategori Sedang.

Adapun mengenai dimensi yang diukur dari IKP tersebut adalah penyelenggaraan, kontestasi, dan partisipasi. Menurutnya, saat ini banyak timses ataupun simpatisan yang menggunakan media sosial untuk menjatuhkan bahkan memfitnah lawan kandidatnya. ''Apalagi, sudah menyentuh soal etnis dan agama tertentu. Ini tidak sehat. Para paslon dan timses harus menahan diri. Pertarungan harus di tataran kebijakan, bukan soal primordial,” jelas Yudi.

Oleh karena itu, tegas Yudi, Komisi VIII DPR RI akan terus bermitra dengan Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kepolisian, dan Kementerian Dalam Negeri untuk menjaga kondusifitas dalam penyelenggaraan Pilkada 2017. “Hal-hal yang dapat diantisipasi secara dini, harus cepat dilakukan. Masyarakat juga harus bijak menggunakan media sosial,” tutup Yudi.⁠⁠⁠⁠

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement