Senin 10 Oct 2016 15:34 WIB

Demam Berdarah di Kota Yogya Tembus 1.000 Kasus

Rep: Yulianingsih/ Red: Nur Aini
Penderita DBD, ilustrasi
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Penderita DBD, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Yogyakarta hingga September 2016 kemarin tercatat mencapai 1.258 kasus. Jumlah ini naik signifikan dibandingkan 2015 lalu. Dimana dalam satu tahun kasus DBD di Kota Yogyakarta tercatat hanya 945 kasus.

Jumlah tersebut diyakini akan terus bertambah seiring masuknya musim penghujan di 2016 ini. Dari 1.258 kasus tersebut tujuh kasus di antaranya meninggal dunia, di mana selama September 2016 saja ada empat kasus meninggal.

"Sebagian besar memang usia anak-anak hanya sedikit yang dewasa," ujar Kabid pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Yudiria, di Yogya, Senin (10/10).

Menurutnya, kenaikan kasus DBD tersebut bhukan hanya terjadi di Kota Yogyakarta tetapi merata di DI Yogyakarta (DIY). Berdasarkan data, kata dia, kasus DBD di Kota Yogyakarta pada September saja mencapai 109 kasus dengan 4 kasus kematian. Pada Agustus ada 179 kasus, Juli 127 kasus dan Juni 205 kasus. Kasus terbanyak menurutnya terjadi di wilayah perbatasan dengan kabupaten lain seperti di Kricak, Tegalrejo, Wirobrajan, dan Kotagede.

Pemkot Yogyakarta sudah membuat surat edaran terkait antisipasi DBD ini dengan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Program PSN ini menurutnya fokus pada pemberantasan jentik nyamuk dan sarangnya. Salah satu program yang digalakkan hingga tingkat keluarga adalah adanya juru pemantau jentik (jumantik) disetiap keluarga. "Kalau dulu satu RT satu jumantik sekarang kita ubah satu keluarga satu jumantik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement