Sabtu 08 Oct 2016 15:30 WIB

Sandiaga: Demokrasi Harus Menyatukan, Bukan Memecah Belah

Sandiaga Uno
Foto: Raisan Al Farisi/Republika
Sandiaga Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan demokrasi harus menyatukan dan bukan memecah belah.

"Kita tidak boleh menyerang individu, tapi kritis dalam menyikapi kebijakan. Dan diharapkan bahwa nanti pada 15 Februari 2017, kita akan tunjukkan kepada Indonesia dan dunia bahwa Jakarta bisa berdemokrasi secara sejuk dan kita harapkan ini semua menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia," katanya di Jakarta, Sabtu.

Sandiaga bersama pasangannya bakal calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah berkomitmen untuk berkampanye dengan mengusung festival gagasan berdemokrasi sejuk dan menjadi duta yang menyebarkan kebahagiaan bagi warga Jakarta.

"Bahwa pada 15 Februari 2017 insya Allah kita akan sambut gubernur baru. Saya dan Mas Anies mengharapkan kita tetap menjunjung tinggi bahwa kita berdemokrasi tanpa SARA," katanya.

Baca juga,  Pengamat: Anies-Sandiaga Bisa Memenangkan Pilkada Jakarta, Jika.

Sandiaga juga mengatakan pasangannya, Anies Baswedan memiliki rekam jejak yang tidak bisa diragukan lagi di bidang pendidikan. Dari komitmennya dia bisa mencapai sebagai rektor termuda di Indonesia sebagai Rektor Universitas Paramadina.

"Dan akhirnya dipercaya sebagai seorang tokoh pendidikan, tokoh berpengaruh di dunia bukan lagi di Indonesia dan akhirnya dipercaya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Kerja," kata Sandiaga.

Anies punya komitmen untuk membangun institusi dan manusianya dan tentunya mendukung agar ke depan Jakarta memiliki suatu komitmen bukan hanya membangun raga dan fisik tapi membangun juga manusianya, katanya.

"Mas Anies akan komit membangun institusi dan manusia, Sandi Uno akan fokus di bidang ekonomi dan infrastruktur," kata Sandiaga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement