REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Anggota DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta Eko Suwanto menilai perkembangan tata kota dan kualitas lingkungan hidup Kota Yogyakarta mengalami penurunan seiring banyaknya investasi dan kelompok usaha besar di wilayah tersebut.
"Kita sudah merasakan bagaimana lalu lintas macet, apalagi pada jam jam padat, itu realitas yang terjadi di jalanan Yogyakarta hari ini. Kita juga lihat genangan air disana sini saat hujan. Kita juga sedih wajah kota yang karut marut dan jauh dari keindahan. Kita harus segera mencari jalan keluarnya dengan mengembalikan Yogyakarta sebagai pusat lebudayaan," kata Eko Suwanto di Yogyakarta, Jumat (7/10).
Ia mengatakan HUT ke-260 Kota Yogyakarta sejatinya jadi tumpuan harapan hidup warga kotanya. Bukan hanya itu saja, butuh untuk jadi ruang hidup bersama yang nyaman. Di dalam perkembangan kawasan, Yogyakarta saat ini sudah menjadi kota besar dengan segala problematika tata kotanya. Perubahan lingkungan fisik, budaya, sosial dan relasi antar warganya perkotaan butuh ruang bersama untuk berekspresi secara bermartabat dan berbudaya. Perubahan fisik yang terjadi, bangunan hotel dan apartemen yang terkesan semrawut dan tidak mendukung keindahan di Yogyakarta menunjukkan terjadi pembiaran dan tidak adanya pengendalian dari Walikota Yogyakarta. "Perkembangan tata kota dan kualitas lingkungan hidup yang sehat, harus segera dipikirkan dan ditata ulang," kata politisi muda PDI Perjuangan ini.
Menurut Eko, investasi dan pembangunan ekonomi yang berjalan tak boleh hanya berikan keuntungan pada kelompok usaha besar saja. Selain itu, pembangunan tidak boleh mengalahkan rakyat. "Rakyat biasa dan mereka yang kesulitan akses usaha. Mereka butuh difasilitasi, agar bisa sama-sama sejahtera di Yogyakarta," ujar Eko Suwanto.
Ke depan, kata Eko, Kota Yogyakarta butuh pemimpin yang memiliki komitmen kuat untuk wujudkan Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan yang salah satunya ditandai dengan tata kota yang istimewa dan manusiawi. Langkah yang diambil bisa memulai dengan penertiban hotel tidak berijin dan membangun taman-taman kota dengan dukungan fasilitas perpustakaan atau free wifi yang bermanfaat bagi masyarakat, terutama anak-anak kita untuk bermain dan belajar. Taman Kota penting juga untuk memperkuat solidaritas sosial masyarakat.
Selain itu, ia mengatakan juga perlu membangun pendopo-pendopo di tiap kelurahan untuk memberikan ruang berkekspresi para pelaku seni dan budaya. Saatnya Kota Yogyakarta punya gedung kesenian yang memadai untuk menampilkan potensi seni budaya. "Pemimpin Kota Yogyakarta ke depan harus memiliki komitmen kuat melakukan koreksi pelaksanaan kebijakan tata kota bersama-sama masyarakat menuju tata kota yang indah dan bermanfaat bagi masyarakat. Tidak boleh ada lagi pembiaran atas berbagai pelanggaran peraturan dalam mengelola tata kota," kata Eko.