REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (BPBD NTT) mengimbau warga untuk waspada kemungkinan bencana yang akan timbul karena perubahan cuaca yang mulai memasuki musim penghujan.
"Sesuai prakiraan BMKG musim hujan sudah mulai terjadi di beberapa titik wilayah, karena itu sangat rentan dengan bencana. Saya minta warga untuk mengantisipasinya," kata Kepala BPBD NTT Tini Thadeus di Kupang, Kamis (6/10).
Menurut dia, meski musim hujan akan memuncak di pertengahan November hingga akhir Desember, namun saat ini hujan sudah mulai mengguyur di beberapa tempat dengan cukup tinggi.
Selain hujan yang sudah mulai mengguyur di beberapa daerah di daratan Pulau Flores, bencana lainnya seperti kekeringan juga bisa mungkin terjadi, karena diperkirakan musim hujan akan pendek. "Setelah memuncak di bulan November nanti, curah hujan akan mulai menurun hingga akhir Desember. Karena itu memasuki Januari 2017 akan terjadi hujan yang sedikit dan mengarah kepada kemarau," katanya.
Ia mengatakan para petani diharap segera melakukan persiapan lahan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi gagal panen karena curah hujan yang sedikit. "Kita sudah imbau daerah untuk meminta petani di beberapa lokasi yang sudah mulai diguyur hujan untuk menanam mengikuti perubahan cuaca yang ada," katanya.
Dia mengatakan peristiwa bencana bisa datang kapan saja mengikuti kehendak alam, baik di saat hujan maupun di musim kemarau. Untuk itu, segala persiapan sebagai langkah antisipasi penting dilakukan, agar jika terjadi, tanggap darurat yang akan dilakukan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat yang terkena dampak bencana tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Lasiana Kupang mencatat sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur telah memasuki musim transisi (pancaroba) dari kemarau ke hujan.
Kecuali wilayah Manggarai, Flores bagian tengah yang sudah memasuki musim hujan, kata Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang, Apolinaris Geru.
Menurut dia, angin yang biasanya angin timur sekarang menjadi angin barat. Secara umum suhu muka laut di perairan wilayah NTT pada dasarian II September berkisar antara 27.5 -29.5oC dengan anomali berkisar antara +0.6 0C s.d +2.1 0C sehingga ada potensi penguapan yang mendukung pertumbuhan awan di wilayah NTT lebih tinggi dari klimatologisnya.
"Dilihat dari monitoring indeks muson dapat diketahui bahwa pada dasarian ini Monsun Australia sedang melemah (lebih rendah dari klimatologisnya), sedangkan munson Asia menguat, sehingga angin timuran melemah," katanya menjelaskan.