Selasa 04 Oct 2016 17:08 WIB

LSI: Agus-Sylviana Jadi Kuda Hitam di Pilgub DKI

Pasangan calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (kedua kiri) dan calon wakil gubernur Sylviana (kedua kanan) saat akan menjalani tes bebas narkoba di kantor Badan Narkotika Nasional, Jakarta, Minggu (25/9).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Pasangan calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (kedua kiri) dan calon wakil gubernur Sylviana (kedua kanan) saat akan menjalani tes bebas narkoba di kantor Badan Narkotika Nasional, Jakarta, Minggu (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan pasangan bakal calon gubernur-bakal calon wakil gubernur Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sangat potensial menjadi "kuda hitam" dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lantaran mampu memperoleh dukungan di dunia politik yang baru digelutinya.

"Agus potensial menjadi 'kuda hitam' karena belum lama menjadi politisi sipil namun dukungan kepadanya sudah meroket," ujar peneliti LSI Adjie Alfaraby dalam pemaparan hasil survei LSI di Jakarta, Selasa (4/10).

Adjie memaparkan berdasarkan hasil survei wawancara tatap muka yang dilakukan terhadap 440 responden sepanjang 28 September-2 Oktober 2016 dengan metode multi-stage random sampling serta margin of error plus minus 4,8 persen, diketahui bahwa dari tiga pasangan kandidat calon pemimpin Jakarta, pasangan pejawat masih berada diurutan tertinggi dari sisi elektabilitas.

Pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat memperoleh elektabilitas 31,4 persen, di urutan kedua Anies Baswedan-Sandiaga Uno tercatat memiliki elektabilitas sebesar 21,1 persen, dan di posisi ketiga Agus Yudhoyono-Sylviana Murni memiliki elektabilitas 19,3 persen.

Adjie mengatakan fakta tersebut menunjukkan bahwa Agus Harimurti Yudhoyono selaku pesaing yang segar dan belum dibicarakan dua bulan terakhir justru mampu mengambil hati masyarakat Jakarta.

Menurut LSI, secara umum pasangan Agus-Sylviana serta Anies-Sandiaga mampu mengambil hati masyarakat yang dulu mendukung Ahok. Adjie mengatakan dengan peta elektabilitas seperti itu, maka hampir dapat dipastikan pilkada DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran.

"Dengan angka dukungan ini, dan pilkada masih empat bulan lagi, jika tak ada perubahan radikal, hampir pasti pilkada DKI Jakarta berlangsung dua putaran karena tidak ada yang unggul mutlak diatas 50 persen," jelas Adjie.

Dia juga mengatakan setiap pasangan memiliki peluang untuk tersingkir di putaran awal, tidak terkecuali pasangan pejawat Ahok-Djarot.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement