Senin 03 Oct 2016 14:54 WIB

Emas Batangan dari Padepokan Dimas Kanjeng Ternyata Palsu

Rep: Mabruroh/ Red: Andi Nur Aminah
Emas Batangan (ilustrasi)
Foto: mycitya
Emas Batangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bagian Penerangan Umum Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul, mengungkapkan cerita salah satu dari pengikut Taat Pribadi. Menurut pengikutnya itu, tidak mudah menjadi bagian dari padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Alasannya, mereka harus bermodalkan keikhlasan hingga uang yang mereka jadikan mahar dapat bertambah berkali-kali lipat. Itulah yang menyebabkan para pengikut membungkam dirinya dan enggan untuk melaporkan kepada aparat yang berwajib. "Pada saat penyampaian mahar itu, ditekankan sekali perlu keikhlasan yang luar biasa," ujar Martinus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (2/10).

Selanjutnya, Martinus mengatakan, setelah para pengikut mampu untuk mencapai keikhlasan itu maka kemudian uang mahar mereka akan tergantikan. Sehingga, sambungnya, hingga saat ini meskipun Taat Pribadi telah berada di rumah tahanan Polda Jawa Timur, masih ada 68 orang yang bertahan di padepokan.   

"Mahar yang katanya (akan) digandakan yang membuat mereka diam, taat, patuh dan setia tehadap apa saja instruksi dari Taat Pribadi," ujar Martinus.

Saat ditanyakan apakah sudah ada dana para korban yang sudah dicairkan atau dilipatgandakan maharnya, Martinus menyebut belum ada. Kalaupun ada, dia mengatakan, yang diberikan itu seperti emas batangan yang ternyata palsu.

"Sampai saat ini, kan belum ada itu yang ditunggu-tunggu. Ada beberapa yang terima dalam bentuk emas batangan dan ternyata emas palsu. Dalam bentuk ATM, ATM juga tidak bisa produksi lima juta sehari," terangnya.

[removed][removed]

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement