REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian bersama pemangku kepentingan terkait terus berupaya mengedukasi para generasi muda Indonesia untuk belajar membatik. Langkah itu dalam rangka meningkatkan kecintaan terhadap batik sebagai warisan budaya dunia sekaligus mendorong penumbuhan wirausaha baru.
"Misalnya, kami tengah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memasukkan kegiatan ekstrakurikuler membatik pada sekolah menengah kejuruan," kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat siaran pers di Jakarta, Senin (3/10).
Gati menyampaikan hal itu pada Pembukaan Pameran Batik Pusaka Budaya Bangsa dalam rangka Peringatan Hari Batik Nasional.
Gati mengatakan bahwa gerakan melestarikan, menggunakan, dan mengembangkan batik sebagai warisan budaya tidak benda di tengah masyarakat selama ini telah mendongkrak permintaan batik nasional dan pertumbuhan industri batik di dalam negeri. "Peluang pasar batik saat ini juga sangat terbuka luas, baik di dalam maupun luar negeri," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Hari Batik Nasional 2016 Nita Kenzo menyampaikan, Yayasan Batik Indonesia telah meluncurkan program menarik tahun ini, yaitu Batik Karya Saya guna memberikan rasa bangga pada generasi muda terhadap batik nasional.
Program tersebut juga memberikan pelatihan membatik secara cuma-cuma kepada 50 siswa SMK 27 Jakarta karena sekolah tersebut memiliki jurusan tata busana. "Kreativitas mereka sangat berkembang, termasuk saat membuat turnamen batik. Mereka sudah bisa membayangkan jika membuat motif seperti ini nantinya pola bajunya akan seperti apa," kata Nita.
Pelatihan tersebut telah diberikan sebanyak 13 kali selama September 2016. Para siswa memulai latihannya setiap pulang sekolah.