Ahad 02 Oct 2016 22:57 WIB

DPD RI Ingatkan Rehabilitasi Jadi Tahapan Penting Pascabencana

Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad mengusap balita korban bencana Garut.
Foto: Istijmewa
Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad mengusap balita korban bencana Garut.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Farouk Muhammad menilai, proses rehabilitasi merupakan tahapan yang cukup penting pascabencana (tanggap darurat), pemulihan korban dan perbaikan sarana prasarana membutuhkan perhatian yang cukup serius. Penanggulangan bencana jika diperhatikan secara umum stok kebutuhan dasar pengungsi mencukupi dan pendistribusian bantuan berjalan dengan cukup baik.

Karena alasan itu pula Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad segera meninjau bencana banjir bandang di Garut. Peninjauan dilakukan untuk memastikan proses rehabilitasi berjalan dengan baik. Sudah lebih dari sepuluh hari lebih pascabanjir bandang kondisi infrastruktur dan sarana prasarana sepanjang daerah terdampak belum sepenuhnya pulih, diperlukan dukungan dan kerja sama banyak pihak.

Selain meninjau lokasi bencana, dalam kesempatan tersebut Farouk Muhammad juga menyerahkan bantuan dana siap pakai dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang disaksikan oleh Anggota DPD RI Provinsi Jawa Barat asal Garut Aceng Fikri dan Wakil Bupati Garut Helmi Budiman. Ketua Majelis Percepatan Pembangunaan Daerah Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (MPPD ICMI) ini berpesan, agar setelah tanggap darurat Pemerintah daerah (Pemda) menyusun konsep umum jangka menengah dan panjang dalam rangka membangun daerah yang tangguh bencana. 

"Konsep tersebut, memberikan panduan yang jelas mana yang bisa ditangani sendiri dan mana yang memerlukan program provinsi dan pusat" ujarnya dalam siaran persnya yang diterima Republika.co.id, malam ini. 

Farouk berharap proses rehabilitasi dapat berjalan dengan baik agar dapat memberikan manfaat bagi para korban, memulihkan kerusakan sarana prasarana dan fasilitas umum dapat berfungsi kembali. Diperlukan sinkronisasi dan koordinasi antarinstansi untuk memastikan proses tersebut berjalan efektif dan efisien.

"Bantuan mengalir dengan luar biasa, baik secara materil maupun moril dari berbagai pihak. Di sisi lain, usaha tim gabungan dari BNPB, Basarnas, BPBD Jawa Barat, TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat juga sangat membanggakan. Ini modal yang sangat penting dalam melewati bencana,” ujar Farouk.  

Mengacu data pos komando tanggap darurat bencana banjir bandang Kabupaten Garut per 28 september 2016 tercatat 34 orang meninggal dunia, 19 orang masih dalam pencarian, sembilan orang masih dirawat, dengan jumlah pengungsi mencapai 2.525 jiwa yang tersebar di 14 lokasi. Bencana ini diperkirakan menelan kerugian mencapai Rp 164,5 miliar.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement