REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FHB Soelistyo menyatakan tahapan pencarian korban banjir bandang Garut diperpanjang selama enam hari atau sampai 3 Oktober 2016.
"Sebelumnya pencarian diperpanjang tiga hari sampai besok (Jumat) tapi berdasarkan pertimbangan diperpanjang lagi tiga hari sampai 3 Oktober," kata Soelistyo usai mendampingi kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo di Garut, Kamis (29/9).
Ia menuturkan pencarian korban banjir yang hilang merupakan tanggung jawab Basarnas untuk terus berupaya mencari korban dengan kekuatan maksimal dan aturan yang berlaku. Jika sampai batas waktu tambahan belum juga ditemukan, Soelistyo menyatakan tetap akan memantau terus setiap perkembangannya.
"Meskipun operasi ditutup, bukan berarti kita tidak monitor, kita terus pantau, kalau ada tanda-tanda kita bergerak," katanya.
Ia menyampaikan waktu tambahan pencarian itu akan difokuskan di kawasan Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang karena disinyalir korban banjir Garut terbawa arus hingga jauh. Selain itu, ada enam orang korban banjir Garut yang ditemukan petugas gabungan di Waduk Jatigede.
"Beberapa waktu lalu sudah ditemukan enam korban di sana," katanya.
Ia menambahkan tim pencarian melibatkan 120 orang terdiri dari unsur Basarnas dan sukarelawan lainnya yang terbagi ke empat titik pencarian Waduk Jatigede. "Ada sasaran pencarian, yaitu empat lokasi pulau, ada juga Desa Gurandil," katanya.
Selain kesiapan personel, berbagai peralatan yang menunjang proses pencarian juga diterjunkan, seperti alat berat yang dapat mengapung di air dan drone atau pesawat tanpa awak.
"Drone kita masih di sana, tambah ada perahu karet untuk melakukan pencarian saudara kita korban banjir," katanya.
Selama diberlakukannya tanggap darurat atau tujuh hari sejak kejadian banjir bandang, Selasa (20/9) korban banjir bandang ditemukan sementara 34 orang, dan dilaporkan warga hilang sebanyak 19 orang.