Kamis 29 Sep 2016 09:11 WIB

Pergantian Nusron Memancing Keributan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto (kiri) didampingi Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I Nusron Wahid (kanan) menghadiri pembukaan rapat koordinasi teknis (Rakornis) Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I Partai Golkar
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto (kiri) didampingi Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I Nusron Wahid (kanan) menghadiri pembukaan rapat koordinasi teknis (Rakornis) Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I Partai Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah masuknya PDI Perjuangan dalam gerbong koalisi pendukung Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat terjadi sedikit perbedaan pendapat. Hal itu berkaitan dengan pergantian Ketua Tim Sukses (Timses) Nusron Wahid.

Salah satunya dari tokoh muda Golkar, Mirwan BZ Vauly menilai menilai pergantian Nusron di timses Ahok-Djarot hanya memancing keributan. "Nusron diganti, lalu terjadi keributan di kubangan struktur timses," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (29/9).

Bagi Mirwan yang pernah membentuk Poros Muda Partai Golkar saat jelang Musyawarah Nasional Golkar lalu, pergantian ini sangat lucu. "Betapa Golkar begitu tergila-gila dengan Ahok.  Saya gagal mencari makna tersirat dibaliknya," katanya.

Pergantian Nusron memunculkan berbagai perdebatan di internal timses Ahok-Djarot di Pilkada DKI, khususnya dari Partai Golkar. Tokoh muda Golkar, Ahmad Doli Kurnia menilai pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait posisi Nusron Wahid dalam tim pemenangan menyakitkan.

Sebab selama ini Nusron dinilai telah berkorban mengambil risiko jabatannya demi mendukung Ahok dan mewakili simbol Golkar. Menurutnya, kalau pun Nusron diganti dengan alasan pejabat publik, seharusnya yang menggantikan tetap kader Golkar bukan kader partai lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement