REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Tiga tongkang pengangkut sekitar 15 ribu ton batu bara telah resmi membongkar muatannya di Pelabuhan Cirebon pada Selasa (27/9) lalu. Hal itu menandai dibukanya kembali aktivitas tersebut yang sempat ditutup lebih dari lima bulan terakhir.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Cirebon, Revolindo menyatakan, aktivitas bongkar muat batu bara akan dilakukan sesuai standar operasional. Di antaranya dengan penyemprotan air tawar saat bongkar muat batu bara dilakukan.
"Kami berusaha agar debu yang dihasilkan dapat diminimalisasi," terang Revolindo.
Aktivitas bongkar muat batu bara pun dilakukan di Dermaga Muara Jati, yang berada paling ujung dan jauh dari pemukiman penduduk. Batu bara itu selanjutnya diangkut keluar dari Pos 1 Pelabuhan Cirebon melalui Jalan Yos Sudarso, Kota Cirebon, menuju Tol Kanci, Kabupaten Cirebon.
Sebelum aktivitas bongkar muat batu bara ditutup, pengangkutan batu bara dilakukan dengan melintasi jalur Cirebon-Bandung. Selain menimbulkan kepadatan kendaraan di jalur Cirebon – Bandung, lalu lalang truk-truk pengangkut batu bara juga dinilai menimbulkan kerusakan jalan di jalur tersebut.
Asisten General Manager Pengendalian Kinerja Pelabuhan PT Pelindo II Cirebon, Iman Wahyu menambahkan, pihaknya juga menyediakan fasilitas dan sarana prasarana pada bongkar muat batu bara kali ini. Selain penyemprotan, bongkar muat juga dilengkapi terpal untuk menampung batu bara yang berjatuhan.
"Sesuai kapasitas Dermaga Muara Jati, sekali masuk hanya tiga tongkang," kata Iman.