Rabu 28 Sep 2016 20:44 WIB

Polisi Plainfield Belajar Tentang Islam dan Muslim

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
Muslim Amerika
Muslim Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, NEW JERSEY -- Departemen Kepolisian Plainfield dan Al Aqsa Comunity Center menjalin kemitraan strategis. Kemitraan ini bertujuan memperkuat hubungan penegak hukum, umat Islam dan masyarakat tempat mereka tinggal.

Kepala Kepolisian Painfiled, John Konopek dan Komandan Mike Novak, melakukan kunjungan ke Al Aqsa Comunity Center di Plainfield. Hal itu diungkapkan oleh salah satu petinggi Al Aqsa Comumunity Center, Imam Charles Muhammad.

Selanjutnya, Sekretaris Jenderal Al Aqsa Community, Muhammad dan Zulfie Khan, mengunjungi para polisi di Pusat Penegakan Hukum Plainfield. Mereka didampingi Direktur Gain Peace, Sabeel Ahmed, organisasi nirlaba yang bertujuan mendidik masyarakat tentang Islam.

Dalam presentasinya, Ahmed mengaku sebelum datang ke AS 20 tahun lalu, ia berpikir semua orang di AS penuh dengan kekerasan, seperti yang disajikan film-film. Usai bersosialisasi, ia menilai AS sama sepertinya, mencari perdamaian dan ingin masyarakatnya lebih baik.

"Saya sadar kalau kita tidak harus menilai sesuatu berdasarkan persepsi yang disajikan media atau sumber lain," kata Ahmed seperti dilansir The Herald, Rabu (28/9).

Ia menekankan sejumlah kesalahpahaman umum tentang Islam dan Muslim, seperti penindasan kepada perempuan. Berbeda dengan sejumlah kebudayaan, Islam tidak mengijinkan paksaan bagi laki-laki atau perempuan untuk menikah, dan wanita memang diberdayakan.

Ahmed sempat menampilkan presentasi dengan foto-foto wanita Muslim dari warna kulit dan negara yang berbeda, dan memenangkan Olimpiade 2016. Ia menekankan, apapun yang ada di berita Muslim aktif dalam aktivitas sipil, dan Islam mengajarkan untuk membantu orang miskin.

Petugas Kepolisian Plainfield yang hadir pun mengajukan sejumlah pertanyaan, seperti perbedaan pakaian dan cara mendekati Muslimah yang menjadi korban kekerasan. Sekjen Al Aqsa Community Center, Muhammad, menyarankan petugas untuk menghormati jilbab yang Muslimah kenakan.

"Tapi, jika ada luka serius yang tengah diderita korban, mereka (Polisi) harus melakukan apa yang diperlukan untuk mengobati wanita itu," ujar Muhammad.

Meski begitu, ia menerangkan kalau jilbab itu dikenakan Muslimah di hadapan laki-laki yang bukan keluarga dekat. Karenanya, Muhammad merekomendasikan untuk lebih baik menugaskan Polisi perempuan dalam situasi tersebut, sehingga korban merasa nyaman.

Kemitraan ini diharapkan dapat mengklarifikasi kesalahpahaman yang telah dan mungkin terjadi antara Polisi, Muslim dan masyarakat setempat. Sebab, lebih dari 600 keluarga Muslim tinggal sejauh 10 mil dari Al Aqsa Community Center.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement