Rabu 28 Sep 2016 15:07 WIB

PON Jabar untuk Kepentingan Siapa?

Stadion Gelora Bandung Lautan Api di malam pembukaan pon XIX jabar 2016.
Foto:

Ajang ini memperebutkan sekeping emas kebanggaan dan segepok uang untuk sanak keluarga dirumah. Semakin banyak kepingan emas yang dimiliki semakin juga provinsi itu mendekati juara umum. Pemerintah dibutakan oleh ajang ajang hiburan dan perlombaan dimana masalah urgent demi kemaslahatan umat sesungguhnya ditinggalkan. Ummat dibuat lupa akan kekayaan yang dimiliki sesungguhnya, yang jelas menjadi hak milik ummat bukan diserahkan ke pihak asing maupun korporasi. PT.Freeport ibarat burung yang terbang bebas dengan intrik tameng atas nama Amerika, pemerintah tak berkutik akibat hutang yang melilit.

Gunungan emas atau limpahan minyak bukan menjadi milik negara lagi, rakyat diberi rebutan piala kayu dan sekeping dua keping emas. Menurut beberapa tokoh dikatakan bahwa PON adalah ajang mempersatukan bangsa, esensinya bukan dalam piala atau uang yang didapat namun olahraga adalah cara berkompetisi dalam semangat perdamaian. Justru tanpa adanya Islam sebagai tolak ukur dalam pertandingan banyak terjadi kericuhan yang ada bukan perdamaian.

Hal ini terbukti di PON Jabar tahun ini. Kasus POLO air yang baku hantam, pertandingan futsal saling serang supporter, ajang bela diri yang juga ricuh, isu wasit yang membela salah satu pihak. Hal ini, tanpa didasari dengan ikatan Aqidah Islamiyyah maka ashobiyyah lah yang terjadi. Masyarakat menjadi pembela-pembela yang berjuang tanpa keimanan, menyerang tanpa aturan dan dasar keimanannya. Jelas tidak ada ikatan yang paling kuat selain ikatan Aqidah Islamiyyah. Allah telah berfirman dalam QS al-Maidah : 3, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan nikmatKu kepadamu dan telah Kuridhai Islam menjadi agamamu.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement