REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLN mencanangkan program PLTU Nasional untuk meningkatkan pemanfaatan tingkat kandungan dalam negeri. Rencananya pemanfaatan kandungan dalam negeri ditargetkan lebih dari 50 persen.
Direktur Pengadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso mengatakan PLTU Nasional ini akan menggunakan bahan bakar kalori rendah, yang akan dibangun dengan segenap potensi bangsa dan menggunakan produk-produk buatan industri dalam negeri melalui BUMN Strategis dan akan melibatkan kontraktor Nasional.
Iwan mengatakan saat ini sedikitnya terdapat 201 unit PLTU skala kecil dan menengah yang terdiri dari 30 unit PLTU 100 MW, 37 Unit PLTU 50 MW, 37 Unit PLTU 25 MW dan 72 Unit PLTU dibawah 25 MW dengan kapasitas total 6.550 MW. Pembangunan PLTU skala kecil dan menengah ini membutuhkan dana investasi lebih dari Rp 150 Trilyun.
Berdasarkan data yang dimiliki PLN yang mengacu pada kementerian perindustrian terkait kemampuan pabrikan dan kontraktor dalam negeri, hampir seluruh komponen pembangkit tersebut dapat dibuat dalam negeri, hanya beberapa komponen yang masih harus di impor yaitu generator dan turbin.
Iwan mengatakan bila 50 persen dari pembangkit skala menengah dan kecil tersebut dibuat di dalam negeri, secara langsung akan menghidupkan lebih dari 14 perusahaan BUMN Strategis. pembangkit sebelumnya memiliki utilitas rendah dan lebih dari 190 perusahaan swasta.
“Bayangkan, jika 50 persen saja pembangkit skala menengah dan kecil menggunakan tingkat kandungan dalam negeri sudah bisa menghidupkan lebih dari 200 perusahaan BUMN dan Swasta, berapa besar pertumbuhan ekonomi secara langsung yang dihasilkan dari program PLTU Nasional ini,” kata Iwan di sela acara pembukaan rangkaian Hari Kelistrikan Nasional yang digelar di JCC Jakarta (28/9).
PLTU kapasitas menengah kebawah itulah yang akan diarahkan untuk menjadi PLTU Nasional dengan tingkat kandungan dalam Negeri mencapai lebih dari 50 persen dalam pembangunannya.
Rencananya PLTU Nasional pertama yang akan dibangun, adalah PLTU Madura dan PLTU Tarahan masing-masing kapasitas 2 x 100 MW serta PLTU Boroko berkapasitas 2 x 50 MW di Sulawesi Utara.
Program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW memiliki dimensi yang luas bagi pengembangan perekonomian Nasional. Selain mendorong pertumbuhan industry dan kesejahteraan masyarakat, Program ini juga memberikan multiplier effect bagi pelaku usaha yang terlibat saat pembangunannya. Hal ini sesuai dengan gagasan awal program 35.000 MW demi kesejahteraan Nasional.
Program ketenagalistrikan 35 ribu MW mencakup 35 ribu Mega Watt pembangkit, 46 ribu kilometer sirkuit transmisi dan 108 ribu mega watt volt amper gardu induk. Pembangunan jaringan distribusi, transmisi dan gardu induk sebagian besar telah menggunakan komponen dan kontraktor dalamnegeri.secara keseluruhan target penggunaan kandungan dalam negeri lebih dari 40 persen dari seluruh pembangunan.
PLN berharap dengan pemakaian TKDN yang tinggi pada PLTU Nasional akan berdampak langsung bagi perekonomian sejak pertama pembangunannya.