Selasa 27 Sep 2016 22:16 WIB

Cerita PKS dari Melirik Risma, Ridwan Kamil Hingga Pilih Anies

Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Al Muzzammil Yusuf mengungkapkan alasan PKS menjatuhkan pilihannya terhadap Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Menurut Muzammil, semua berawal dari keinginan publik yang ingin kepemimpinan baru di Jakarta. Dari sana,  teman-teman PKS berkeliling dan berdialog dengan partai lain sehingga membentuk koalisi kekeluargaan.

"Yang diharapkan yakni kepemimpinan DKI yang mau mendengar dan bisa berdialog dengan rakyat," ujarnya dalam sebuah acara dialog di televisi nasional, Selasa malam.

PKS awalnya melirik nama Ridwan Kamil. Nama wali kota Bandung itu sempat berada di atas lembaga survei. Namun Ridwan mengaku tak berminat untuk mencalonkan diri.

PKS juga melihat Wali Kota Surabaya yang juga kader PDIP Risma Trirismaharini.  "Dari awal Agustus Sampai akhir agustus saya menjadi jubir, kita ingin bu Risma di jakarta. Bahkan disebut PKS melamar kader PDIP," katanya. 

Lantas mengapa Risma? Muzammil melihat ia punya ketegasan, kesantuan dan prestasi. Namun sayang sampai akhir Agustus tak dapat respons. 

 

"Kami PKS, PAN dan koalisi kekeluargan mencari alternatif. Kita pertimbangkan Yusril, Adhyaksa, Yusuf Mansur dan beberapa nama lainnya," tuturnya. 

Baca juga,  Cak Imin: Agus Yudhoyono-Sylviana Wajah Baru Harapan Jakarta.

Pada perkembangan terakhirnya, setelah dikaji dan riset-riset yang muncut terakhir, nama Anies Baswedan muncul. Anies mencuat di survei setelah dihentikan dari jabatan menteri pendidikan.  Anies, kata ia, memiliki punya pengalaman di Kementerian dan aktif di sosial serta memiliki jaringan pemuda.

Sementara Sandiaga, memiliki kemampuan ekonomi mumpuni.  "Ada aspek politik dan ekonomi. inilah yang kami putuskan. Namun kita tetap berdialog dengan tetap empat partai," tuturnya. 

Muzammil mengakui PKS sempat ajukan Mardani setelah Risma tak memungkinkan. Mardani dinilai memiliki kapabilitas dan pengalaman sebagai juru bicara PKS, dosen maupun anggota dewan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement