Selasa 27 Sep 2016 17:08 WIB

Pemerintah Siapkan Rusun untuk Relokasi Pengungsi Garut

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Angga Indrawan
Trauma Healing kepada anak-anak korban banjir bandang Garut, Ahad (25/9)
Foto: dok BSMI
Trauma Healing kepada anak-anak korban banjir bandang Garut, Ahad (25/9)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah segera menyiapkan area relokasi bagi ribuan jiwa warga Garut yang kehilangan tempat tinggal akibat tanah longsor. Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan, pemerintah rencananya akan membangun rumah susun (rusun) untuk tempat tinggal warga yang sebelumnya hidup di bantaran kali tersebut.

"Kemarin yang sudah ditawarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum adalah dua tower rusun," kata Teten di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/9).

Pembangunan dua tower rusun itu, menurutnya, akan segera dilakukan setelah masa tanggap darurat selesai. Saat ini, Teten mengaku tengah berkoordinasi dengan Kementerian PU dan pemerintah daerah untuk menentukan lokasi rusun. Selain itu, ia juga meminta bupati setempat untuk mengomunikasikan rencana pemindahan tersebut pada warga yang akan direlokasi ke rusun.

"Dua tower rusun dengan tambah rusun yang sudah jadi di daerah Bayongbong Itu cukuplah untuk merelokasi warga yang rumahnya tidak mungkin dibangun lagi di pinggir sungai," kata dia.

Seperti diketahui, banjir bandang dan tonoh longsor menerjang sejumlah desa di Garut dan Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (21/9) pekan lalu. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 27 orang tewas di Garut dan empat korban jiwa di Sumedang. Sementara, ratusan keluarga lainnya menjadi pengungsi akibat bencana itu.

Pemerintah menyebut banjir bandang yang disertai tanah longsor itu dipicu oleh rusaknya daerah hulu Sungai Cimanuk yang mengaliri bagian timur Provinsi Jawa Barat. Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 40 persen daerah hulu Sungai Cimanuk telah rusak.

"Misalnya kemiringan 45 derajat itu sudah ditanami sayur, ya sudah, terjadi erosi," kata dia, di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (26/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement