REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertarungan perebutan kursi gubernur oleh ketiga pasangan calon diyakini akan menarik. Untuk meraih suara masyarakat DKI Jakarta, pasangan calon gubernur dinilai harus bisa menarik hati masyarakat dengan cara turun langsung ke lapangan atau 'blusukan'.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan strategi 'blusukan' masih menjadi cara yang efektif untuk mendongkrak suara masyarakat DKI Jakarta. "Di Jakarta itu sebagian besar ingin calon turun langsung menyapa warga, blusukan jadi hal utama," kata Hendri, Selasa (27/9).
Selain terjun langsung ke masyarakat, media konvensional pun diyakini masih menjadi wadah informasi utama bagi calon pemilih. Menurut Hendri, media konvensional seperti sosial media dan media massa masih menjadi wadah yang terpercaya bagi masyarakat untuk memperoleh berbagai informasi terkait ketiga calon pasangan gubernur DKI Jakarta tersebut.
Lebih lanjut, keterlibatan para pemimpin partai politik dalam kampanye juga dinilainya sangat berpengaruh dalam merebut suara masyarakat. "Figur dibelakang calon (pengaruhnya) sangat besar pastinya. Apalagi mereka saat ini menjadi epicentrum politik di Indonesia," kata Hendri.
Ia mengatakan, keberadaan para tokoh utama partai politik dalam mengusung calonnya sangatlah penting untuk meraih kemenangan. Menurut dia, pengalaman dan strategi mereka sangatlah berpengaruh terhadap kemenangan calonnya dalam merebut kursi gubernur.
"Yang perlu dilihat ini SBY karena dua kali menang pemilihan presiden dan dia tau (strategi-strategi yang dibutuhkan). Prabowo dianggap sebagai kuda hitam karena posisinya sebagai mantan calon presiden. Sedangkan, Megawati pernah menjadi presiden. Ini sangat berpengaruh," jelas dia.
Seperti diketahui, terdapat tiga pasangan bakal cagub dan cawagub yang telah resmi mendaftar ke KPU DKI Jakarta. Yakni pasangan Ahok-Djarot yang merupakan pejawat dan diusung oleh PDIP, Hanura, Nasdem dan Golkar.
Kemudian pasangan Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni yang diusung oleh Koalisi Cikeas yang terdiri dari Partai Demokrat, PKB, PPP dan PAN. Serta pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang diusung oleh Koalisi Kertanegara yang terdiri dari Gerindra dan PKS.