REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Boy Sadikin resmi mengundurkan diri sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada 21 September 2016. Keputusan ini diambil sehari setelah DPP PDIP resmi mengusung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
Putra mantan gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin ini bicara blak-blakan alasan dia mundur dari partai banteng moncong putih ini. Menurutnya, pengusungan pejawat (incumbent) Ahok-Djarot tak sesuai dengan prinsip dan hati nuraninya. Boy akhirnya menuruti hati nuraninya dan memutuskan untuk keluar dari PDIP.
"Di sini, hati nurani saya berbeda pilihan dengan DPP (PDIP). Karena perbedaan inilah, daripada menghalangi partai saya mengambil keputusan, saya memilih keluar," kata dia di kediamannya di Jalan Borobudur, Jakarta, Selasa (27/9).
Mantan ketua DPD PDIP DKI Jakarta ini mengatakan, keputusan untuk keluar dari PDIP adalah pilihan pribadi. Ia tak akan mengajak rekannya di PDIP untuk mengikuti jejaknya. Boy mempersilakan kader PDIP untuk memilih pilihan masing-masing sesuai nuraninya jika tak sesuai dengan keputusan DPP yang mengusung calon pejawat.
"Saya tidak akan mengarahkan, tergantung nurani kawan-kawan. Ini pilihan saya dan kamu juga punya pilihan," ujar dia.