Senin 26 Sep 2016 20:10 WIB

Sandiaga tak Ingin Politisasi JPO Roboh di Pasar Minggu

Petugas pemadam kebakaran dan Dishub berusaha mengevakuasi jembatan penyebrangan orang (JPO) yang ambruk di Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (24/9).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Petugas pemadam kebakaran dan Dishub berusaha mengevakuasi jembatan penyebrangan orang (JPO) yang ambruk di Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang diusung partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sandiaga Uno mengatakan tidak ingin politisasi musibah robohnya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Pasar Minggu pada hari Sabtu (24/9).

"Saya tidak ingin musibah dipolitisasi dan menjadi sebuah konsumsi 'political gain'. Kita nggak perlu membuat pencitraan," kata Sandiaga di Jakarta, Senin (26/9).

Sandiaga mengucapkan bela sungkawa terhadap keluarga korban musibah robohnya JPO di Pasar Minggu. "Pertama-tama, saya ucapkan bela sungkawa dan prihatin atas nama Mas Anies dan saya. Setiap nyawa berharga, sangat berharga tentunya terutama bagi kemanusiaan. Untuk korban kita ucapkan bela sungkawa. Kita mengirim doa Al-Fatihah," kata Sandiaga.

Dari segi kepekaan, tentunya harus melihat bukan hanya datang ke lokasi tapi apa yang ingin dilakukan, katanya. "Kita ingin punya suatu program audit yang jelas tentang fasilitas publik dan itu yang kita lakukan ke depan," kata Sandiaga.

Sementara itu, seperti diberitakan, dalam peristiwa robohnya jembatan penyeberangan di Pasar Minggu pada Sabtu 24 September 2016, empat warga meninggal dunia. Mereka adalah Lilis Lestari Pancawati (43) dan Sri Hartati (52) serta dua cucunya, Aisyah Zahra Rahmadhani (8) dan Abdiyu (4). Sedangkan tujuh lainnya, diberitakan mengalami luka-luka dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement