Sabtu 24 Sep 2016 18:18 WIB

Tiga Cagub-Cawagub DKI di Mata Mantan Pangdam Jaya

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ilham
Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubenur DKI melakukan selfie di sela tes kesehatan, Sabtu (24/9).
Foto: Instagram Anies Baswedan
Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubenur DKI melakukan selfie di sela tes kesehatan, Sabtu (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendaftaran peserta Pilkada DKI Jakarta sudah resmi ditutup. Ada 3 pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur yang mendaftar ke KPUD DKI. Pasangan pejawat, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful (Ahok-Djarot), Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi), dan Agus H Yudhoyono-Sylviana Murni (Agus-Sylvi).

Mantan Pangdam Jaya, Letjen (Purn) J Suryo Prabowo angkat bicara mengenai tiga pasangan balon ini. Menurut Suryo, secara pribadi ia 'ada hati' pada pasangan Agus-Sylvi. Hal ini karena ia mengenal Agus-Sylvi secara langsung.

Namun, bukan berarti ia tidak 'ada hati' pada pasangan Anies-Sandi. Ia pun mengupas keunggulan dan kelemahan masing-masing individu kedua pasangan cagub-wagub tersebut.

"Secara pribadi, saya Suryo Prabowo 'ada hati' pada pasangan Agus-Sylvi, karena saya kenal keduanya. Dengan Anies-Sandi, saya belum pernah kenal langsung, tetapi 'hati' saya ada pada mereka via pemberitaan media massa, dan media online," kata Suryo dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (24/9).

Suryo menjelaskan, ketika dirinya menjabat sebagai Pangdam Jaya/Jayakarta pada 2008, ia tahu persis  secara langsung kehebatan kinerja Sylvi yang kala itu menjabat Wali Kota Jakarta Pusat.

"Saya tahu persis secara langsung kehebatan kinerja Sylvi ketika dia menjabat Wali Kota Jakarta Pusat. Sementara kehebatan Sandi, saya tahu persis, karena saya pernah satu almamater di SMU Pangudi Luhur," ucap Suryo.

Sementara itu, kata Suryo, kualitas akademis Anies sangat luar biasa, apalagi dia pernah menjabat Menteri Pendidikan. Begitu pula dengan Agus yang selalu mendapat peringkat terbaik di setiap pendidikan yang diikutinya. Bahkan, seluruh pendidikan tinggi/tertinggi Militer dan Sipil diperoleh Agus di luar negeri, utamanya di US ARMY. Sehingga wajar bila itu semua mempengaruhi perilaku dan cara berpikir Agus dalam kesehariannya.

"Tentang Anies yang saya ragu hanya integritasnya, karena belum terlihat adanya sikap 'satunya kata dengan perbuatan' pada dirinya. Dulu dia 'mbully' Prabowo biar bisa dekat Jokowi, sekarang nempel JK biar punya modal mendekat ke Prabowo. Tetapi mungkin juga itu indikator dari 'kedewasaan' Anies sebagai politisi," terang Suryo.

Sedangkan, integritas Agus menurut Suryo tidak diragukan lagi. Hal ini dibuktikan dengan keberaniannya memutuskan pensiun dini dari dinasnya di TNI guna mewujudkan cita-citanya menjadi gubernur. Sayangnya, Agus selama berdinas di TNI belum pernah menjabat sebagai aparat teritorial.

"Sifat lain Agus yang unik adalah, dia sangat patuh, dan soleh kepada orang tuanya. Sehingga, cara berpikir, gaya, dan perilakunya terlalu ja'im, seperti ayahnya," kata Suryo.

Lalu bagaimana dengan Ahok-Djarot? Suryo menjawab singkat. "Ah itu masa lalu. Anggap saja mimpi buruk dan musibah moral bagi warga Jakarta," jelas Suryo.

Terkait siapa yang pantas dipilih dari ketiga pasangan tersebut, secara diplomatis Suryo menyebut hal itu mutlak adalah hak warga Jakarta. "Oleh sebab itu mari kita segera 'bangun dari tidur', dan gunakan hak pilih dengan teliti dan cerdas," kata Suryo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement