Sabtu 24 Sep 2016 15:19 WIB

‎Anies Baswedan Jalani Pendidikan SMA Selama 4 Tahun

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Anies Baswedan
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anies Baswedan resmi maju menjadi calon gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sandiaga Uno. Keduanya diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Bagi sebagian masyarakat, kehadiran pasangan ini di tengah persaingan perebutan kursi DKI 1 menjadi angin segar. Anies disebut-sebut sebagai harapan baru yang mampu membawa DKI Jakarta menjadi lebih baik. Secara intelektual, pria kelahiran 7 Mei 1969 ini tak bisa dianggap remeh.

Anies dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina menggantikan cendekiawan Muslim Nurcholish Madjid atau biasa disapa dengan Cak Nur pada 15 Mei 2007. Dilantiknya Anies menjadi rektor membuatnya tercatat sebagai rektor termuda di Indonesia, di mana saat itu usianya baru menginjak 38 tahun.

Cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan ini melakukan gebrakan di universitas yang ia pimpin, yakni melalui pengajaran antikorupsi di bangku kuliah. Hal ini didasari karena Anies menganggap bahwa salah satu persoalan bangsa ini adalah praktik korupsi.

Karena itu, ia berinisiatif membuat mata kuliah wajib antikorupsi. Yang diajarkan dalam mata kuliah ini mulai kerangka teoritis sampai laporan investigatif tentang praktik korupsi.

Selain menjadi Rektor Universitas Paramadina (2007-2015), Anies juga dikenal sebagai Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar. Gagasan ini sebenarnya berawal ketika Anies Baswedan masih menjadi mahasiswa UGM sekitar dekade 1990-an. Pada masa itu, ia bergaul dan belajar banyak dari seorang mantan rektor UGM periode 1986-1990 Prof Dr Koesnadi Hardjasoemantri.

Pada 1950-an, Koesnadi menginisiasi sebuah program bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM), yakni sebuah program untuk mengisi kekurangan guru SMA di daerah, khususnya di luar Jawa. Dalam beberapa kasus, PTM ini justru mendirikan SMA baru dan pertama di sebuah kota kabupaten. Koesnadi adalah inisiator sekaligus salah satu dari delapan orang yang menjadi angkatan pertama PTM ini.

Dia berangkat ke Kupang dan bekerja di sana selama beberapa tahun. Sepulangnya dari Kupang, ia mengajak serta tiga siswa paling cerdas untuk kuliah di UGM. Salah satunya adalah Adrianus Mooy yang di kemudian hari menjadi Gubernur Bank Indonesia. Cerita penuh nilai dari PTM inilah salah satu sumber inspirasi bagi Indonesia Mengajar yang didirikan Anies.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement