REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, melakukan kunjungan ke lokasi dapur umum dan rumah sakit korban banjir bandang di Kab Garut, Jawa Barat. Sebanyak 380 rumah mengalami rusak parah akibat banjir bandang, Selasa (20/9).
Lokasi dapur umum berada di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Garut dan Markas Kodam III Siliwangi 0611/Garut. Suplai beras untuk korban bencana berasal dari Beras Cadangan Pemerintah (BCP) sebanyak 50 kilogram. Dalam sehari, dapur umum menyalurkan sekitar 2.000 nasi dan lauk pauk kepada pengungsi.
Kunjungan Mensos didampingi Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, dan Wakil Bupati Garut Helmi Budiman. Wakil Bupati Garut mengatakan, bencana banjir bandang kali ini merupakan bencana alam yang memakan jumlah korban terbesar di Kabupaten Garut. Pencarian korban masih terus dilakukan.
"Ada 23 korban yang sudah ditemukan meninggal dunia, 15 orang hilang. Sekarang kami sedang mencari dengan alat berat dan menyisir area sungai. Mudah-mudahan segera ditemukan," kata Helmi Budiman, Kamis (22/9).
Korban penderita luka berat dan ringan sudah ditangani di beberapa rumah sakit. Antara lain, di RSUD dr Slamet Garut dan RS Guntur Garut. Menurut Helmi, ada kurang lebih 380 rumah warga yang hancur. Yang paling banyak, 90 persen di antaranya, berada di Kecamatan Tarogong Kidul dan Kecamatan Garut Kota.
Pemerintah menyediakan opsi relokasi bagi korban bencana yang rumahnya hancur diterjang banjir bandang. Untuk sementara, korban banjir masih ditampung di tempat pengungsian dan rumah-rumah saudara terdekat. Helmi mengatakan, pemerintah kabupaten juga menyediakan alternatif rumah susun bagi korban bencana. Namun, kapasitasnya terbatas hanya bisa menampung 130 kepala keluarga.
"Saya sudah cek dua dapur umum untuk memastikan logistik pengungsi, mereka yang terdampak korban bencana alam longsor dan banjir bandang, bisa terpenuhi," kata Khofifah Indar Parawansa. Dalam kesempatan ini, Menteri Sosial juga menyampaikan santunan kematian sebesar Rp 15 juta kepada 12 ahli waris korban yang sudah teridentifikasi.
Dari 25 korban meninggal, hingga kini baru 12 ahli waris yang dapat teridentifikasi. Pihaknya akan terus melakukan identifikasi dan mengomunikasikan pemenuhan kebutuhan terhadap ahli waris. Khofifah mengatakan, Kemensos juga akan memberikan jaminan hidup kepada korban bencana alam dengan nominal per jiwa sebanyak Rp 900 ribu.
Namun, proses serah terima ini menunggu identifikasi data dari relawan Dinas Sosial Kabupaten Garut. "Kami juga menunggu proses identifikasi dari mereka yang terdampak untuk mendapatkan jaminan hidup per jiwa Rp 900 ribu," ujar Khofifah.