REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Puluhan anak korban banjir di Kampung Cimacan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat tidak dapat sekolah karena pakaian seragam dan seluruh peralatan sekolahnya terbawa hanyut banjir luapan Sungai Cimanuk.
"Tidak bisa sekolah karena baju, sepatunya tidak ada, terbawa banjir," kata Ai Rohmawati siswi kelas 4 Sekolah Dasar MI Al-Qomar Tajug di lokasi banjir Kampung Cimacan, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kamis (22/9).
Ai merupakan satu dari puluhan temannya sesama tingkat sekolah dasar yang tidak dapat sekolah sejak bencana banjir bandang merendam rumahnya, Selasa malam (20/9). Ai mengaku seluruh pakaian seragam sekolahnya, sepatu, termasuk buku dan peralatan sekolah lainnya raib terbawa hanyut air.
"Tidak ada yang bisa dibawa, kantong, sepatu, juga seragam saya terendam banjir," katanya.
Baca: Pengungsi Korban Longsor Sumedang Mulai Terserang Penyakit
Siswi lainnya, Sabila mengaku sama tidak dapat pergi ke sekolah karena seragam dan peralatan sekolahnya hilang terbawa hanyut banjir. Pihak sekolah, kata Sabila, sudah datang untuk melihat kondisi muridnya yang menjadi korban banjir.
"Bu guru sudah ke sini (lokasi banjir) katanya biarin tidak sekolah juga sampai beberapa hari ke depan," katanya.
Orang tua Sabila, Rita mengharapkan ada bantuan dari pemerintah dan orang dermawan untuk menyediakan seragam dan peralatan sekolah. Menurut dia kebutuhan anak sekolah itu merupakan hal yang penting agar anak-anak korban banjir tetap bisa sekolah.
"Pakaian, barang-barang dalam rumah semua habis tidak ada yang bisa diselamatkan, termasuk seragam anak saya, saya harap kebutuhan anak didahulukan," katanya.
Baca: Anak-Anak Korban Longsor Sumedang Diberi Trauma Healing