Kamis 22 Sep 2016 06:24 WIB

DPD: Banjir Bandang Disebabkan Kerusakan Lingkungan

Rep: Lintar Satria/ Red: Angga Indrawan
Sejumlah anak-anak melintas di Kampung Cimacan pasca banjir bandang, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (21/9).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Sejumlah anak-anak melintas di Kampung Cimacan pasca banjir bandang, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (21/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPD Perwakilan Jawa Barat Ayi Hambali mengatakan banjir bandang di Garut disebabkan kerusakan lingkungan. Ayi mengatakan seharusnya sembilan puluh persen hutan di Garut menjadi hutan lindung.

"Ini sih yang pertama ya. Kalau longsor sudah berulangkali, kalau banjir ini pertama," katanya, Rabu (21/9).

Ayi mengatakan sebenarnya masyarakat sudah memperkirakan banjir bandang karena ada bendungan yang disebut Bendung Copong tertutup barang-barang yang terbawa banjir. Bendung Copong digunakan masyarakat untuk mengalirkan air ke daerah Cibitung dan daerah persawahan lainnya.

Karena itu banjir terjadi ditengah perkotaan. Ayi mengatakan ia menerima laporan banjir terjadi pada pukul 23:00 WIB dan surut pukul 08:00 WIB. Ia menambahkan banjir ini terjadi karena hutan di Garut Selatan sudah habis karena pembalakan liar.

"Pihak yang terkait seakan menutup mata dengan pembalakan tersebut," katanya.

Selain itu, Ayi mengatakan banyak masyarakat menjadi hutan menjadi hutan industri. Sehingga banyak pohon yang ditebang dan untuk ditanami sayuran. Karena itu tidak ada penahan laju air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement