Rabu 21 Sep 2016 20:11 WIB

Keluarga yang Meregang Nyawa Akibat Longsor

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Warga membawa barang-barangnya untuk mengungsi ke tempat aman jauh dari lokasi longsor di daerah Ciherang, Kabupaten Sumedang, Rabu (21/9)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Warga membawa barang-barangnya untuk mengungsi ke tempat aman jauh dari lokasi longsor di daerah Ciherang, Kabupaten Sumedang, Rabu (21/9)

REPUBLIKA.CO.ID, Seluruh tubuhnya sudah tertimbun tanah, hanya tangannya yang terlihat saat longsor terjadi Selasa malam (20/9) di Kampung Cimareme, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang. Tidak hanya itu, longsor menghancurkan seluruh isi rumahnya dan nyawa istri serta kedua anak tirinya.  

Nana Hermawan yang akrab disapa Akeh, masih beruntung bisa terselamatkan meski tubuhnya tertimbun tanah longsor sebab segera ditolong oleh masyarakat. Namun, istrinya, Devi, dan kedua anak tirinya Iklima dan Kentaro meregang nyawa akibat tertimbun tanah longsor.

Saat ditolong, denyut nadi Devi masih terasa, namun saat dibawa ke rumah sakit, akhirnya meregang nyawa. Sementara, Iklima dan Kentaro seketika meninggal akibat longsor tersebut. Saat itu juga, Iklima berhasil dikeluarkan dari timbunan tanah dalam keadaan tidak bernyawa. Sementara, Kentaro baru Rabu siang bisa diangkat sebab saat malam itu dikhawatirkan longsor susulan.

Haris Gandarisman, saksi yang berada ditempat kejadian mengaku tidak ada tanda-tanda akan terjadi longsor. Namun, sekitar pukul 19.00 WIB lebih terdengar suara gemuruh. Dirinya yang saat itu berada di dalam rumah tidak jauh dari rumah Akeh langsung keluar untuk mengecek dan ternyata terjadi longsor.

Saat itu juga dirinya memberitahukan kejadian itu kepada ketua RW. Sebab, terdengar teriakan meminta tolong yang berasal dari rumah Akeh. Bahkan, salah satu anaknya Akeh Gia yang berhasil keluar rumah saat longsor mengetuk pintu rumahnya meminta tolong.

"Saat itu saya berada dirumah. Ada Gia, anak pak Akeh mengetuk pintu meminta tolong. Terus ada suara teriak minta tolong ternyata bapaknya sudah tertutup mukanya sama tanah hanya terlihat tangan," ujarnya kepada Republika, Rabu (21/9).

Menurutnya, saat itu juga sekitar pukul 20.00 WIB masyarakat menolong Ahek dan ternyata yang bersangkutan masih hidup saat diselamatkan. Namun, sang istri yang ikut tertimbun tidak berhasil ditolong sebab diperjalanan meregang nyawa.

Ia menuturkan, saat longsor terjadi Akeh bersama istrinya sedang tiduran. Sementara, Iklima Mustika yang saat kejadian tengah bermain laptop meninggal saat akan dibawa ke rumah sakit.

"Terakhir anak kecil, Kentaro lagi main game pake Headset. Bisa diambil pagi pagi sama warga karena takut ada longsor susulan saat malam itu. Dia meninggal, kepalanya bocor," ungkapnya.

Sementara itu, ia mengaku, satu rumah yang merupakan milik bapaknya, Oman juga ikut tertimbun dan rusak berat. Keberadaan rumahnya yang saat itu kosong di RT 05 RW 11 Kampung Cimareme, Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Bandung sejajar dengan rumah korban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement